ThePhrase.id - Pernah merasa tergila-gila pada seseorang atau crush hingga sosoknya selalu terbayang-bayang dan mendominasi pikiran setiap hari, bahkan bertahun-tahun lamanya? Hati-hati, bisa jadi itu bukan cinta, tetapi limerence, sebuah perasaan yang kurang sehat dan dapat mengganggu kesehatan mental. Lalu, apa sebenarnya limerence dan bagaimana cara mencegahnya?
Apa Itu Limerence?
Limerence adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami obsesi emosional atau kecintaan yang intens terhadap orang lain. Perasaan ini muncul tanpa disengaja dan sering kali menyerupai kecanduan atau perilaku kompulsif lainnya. Berbeda dengan cinta sejati yang didasarkan pada pemahaman dan penerimaan, limerence lebih didominasi oleh obsesi dan idealisasi berlebihan terhadap seseorang.
Beberapa ciri khas limerence yang perlu diwaspadai antara lain:
Pikiran terus-menerus tentang orang tersebut, bahkan saat sedang sibuk dengan aktivitas lain.
Kecemasan berlebihan jika tidak mendapat perhatian atau balasan dari orang yang disukai.
Membayangkan skenario romantis secara berulang-ulang.
Sulit fokus pada hal lain karena pikiran selalu kembali pada sosok tersebut.
Perubahan suasana hati yang drastis, sangat bahagia saat mendapat perhatian kecil, dan sangat sedih jika diabaikan.
Mengapa Limerence Bisa Berbahaya?
Limerence yang dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan stres emosional, gangguan tidur, hingga menurunnya produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga bisa menghambat kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang sehat dan realistis. Selain itu, limerence sering kali membuat seseorang mengabaikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri karena terlalu fokus pada objek obsesinya. Hal ini bisa menyebabkan rasa rendah diri dan ketergantungan emosional yang berlebihan.
Jika kamu merasa mengalami limerence, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Selain itu, penting juga untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan memperkuat jaringan dukungan sosial. Berinteraksi dengan banyak orang dan mengembangkan hubungan pertemanan yang positif dapat membantu mengurangi ketergantungan emosional pada satu orang saja. Memahami bahwa kebahagiaan dan harga diri tidak bergantung pada penerimaan dari orang lain juga merupakan kunci penting dalam mengatasi limerence.
Limerence memang terasa manis di awal, namun jika dibiarkan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Mengenali perbedaannya dengan cinta sejati dan belajar mengelola perasaan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan emosional. Cinta yang sehat melibatkan rasa nyaman, saling menghargai, dan tidak menguras energi secara berlebihan.