Tiga Cara Cegah Stunting

ThePhrase.id – Gizi buruk atau stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi bagi anak dalam jangka waktu panjang yang bisa menghambat pertumbuhan anak.

Padahal, pertumbuhan anak dengan gizi yang baik merupakan penentu bagaimana menumbuhkan manusia unggul di masa depan. Maju atau mundurnya sebuah bangsa dapat ditentukan dari status gizi di negara tersebut.

Presiden Joko Widodo mengumumkan target penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada 2024 mendatang. Target ini nantinya berlanjut hingga angka stunting Indonesia berada di kategori rendah atau di bawah 2,5 persen.

Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Farida Fitriana mengatakan untuk menanggulangi dampak dari stunting diperlukan intervensi yang berkelanjutan dan komprehensif bagi ibu hamil dan ibu bersalin terutama dalam menyiapkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Bayi lahir di dunia bukan tidak mungkin tanpa proses persalinan, kemudian berlanjut masa bayi. Terhitung 270 hari dalam kandungan dan 730 hari pasca kelahiran itulah yang dinamakan 1000 HPK,” ujar Farida dalam Webinar yang diseleggarakan 149 mahasiswa KKN-BBM Unair, pada akhir Januari 2022.

Fase 1000 HPK, imbuh Farida merupakan fase kunci yang perlu diperhatikan untuk menghindari gangguan gizi kronik seperti stunting. Stunting merupakan bagian dari kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan berat dan panjang tubuh yang tidak sesuai standar umur.

“Berat badan bayi yang baru lahir, kurang dari 2500 gram dan panjangnya kurang dari 48 sentimeter, itu perlu diwaspadai sebagai ciri stunting,” ungkap Farida mengenai ciri stunting.

Menurut Farida, tak hanya panjang dan berat tubuh bayi saja, stunting juga mampu menghambat kecerdasan akibat lambatnya perkembangan otak hingga memicu peningkatan risiko penyakit yang tidak menular, seperti diabetes, stroke, dan jantung.

Berikut tiga tips mencegah stunting dari Farida:

• 
  

  Konsumsi Tablet Tambah Darah

  
  

Bagi ibu hamil mengalami anemia dengan frekuensi 1 dari 3 ibu hamil merupakan hal yang umum. Namun, anemia ini tidak boleh dianggap sepele oleh ibu hamil karena hal ini akan menghambat asupan oksigen ke janin sehingga meningkatkan kemungkinan bayi prematur, berat bayi rendah, dan potensi stunting.

“Menyiapkan 1000 HPK tidak mahal, remaja putri saat menstruasi dianjurkan minum tablet tambah darah, begitupun dengan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan asam folat,” ujar Farida.

• 
  

  Upayakan Jaminan Mutu Antenatal Care

  
  

Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan rutin pada masa kehamilan mampu  meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal. Pemeriksaan kehamilan ini minimal sebanyak empat kali selama masa kehamilan. Rinciannya, satu kali pemeriksaan pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pemeriksaan pada trimester ketiga.

“Pemeriksaan kehamilan dengan medis secara berkala bisa membantu kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan, nifas, ASI dan lain sebagainya,” papar dosen Fakultas Kedokteran itu.

• Cukupi Kebutuhan Gizi 

Menjaga pola hidup dan makanan gizi seimbang merupakan hal yang penting dilakukan terutama bagi calon pengantin perempuan yang menginginkan momongan setelah menikah maupun bagi istri yang tengah mempersiapkan kehamilan.

Farida menyarankan bagi wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan untuk mengganti jenis makanan yang mereka konsumsi. Jenis makanan cepat saji harus dihindari dan diganti dengan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur-sayuran.

Selain itu, perlu menjaga pola makan agar tidak Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan minimal ukuran lingkar lengan sebesar 23,5 cm.

“Jangan sampai terjebak dengan kesibukan persiapan pernikahan sehingga menyita perhatian gizi penganten wanita,” tandasnya. [fa]