sportTimnas Indonesia

Timnas Indonesia Jadi Pionir, Revolusi Peserta Piala Dunia Memicu Tren Naturalisasi di Asia

Penulis Ahmad Haidir
Nov 20, 2025
Perluasan peserta Piala Dunia menjadi 48 tim mendorong negara-negara Asia mempercepat program naturalisasi. Foto Instagram Jay Idzes.
Perluasan peserta Piala Dunia menjadi 48 tim mendorong negara-negara Asia mempercepat program naturalisasi. Foto Instagram Jay Idzes.

Thephrase.id - Perluasan peserta Piala Dunia menjadi 48 tim mendorong negara-negara Asia mempercepat program naturalisasi. Kebijakan ini populer bekat Timnas Indonesia yang tengah berada dalam periode pertumbuhan performa.

Ulasan The Guardian, Asia kini memiliki delapan slot otomatis untuk Piala Dunia setelah sebelumnya hanya empat. Penambahan kuota tersebut membuat banyak negara melihat peluang yang selama ini sulit dijangkau.

Ketika Timnas Uni Emirat Arab menghadapi Timnas Irak pada putaran kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, lebih dari separuh pemain inti mereka diprediksi berasal dari luar negeri. Timnas UEA menjadi satu dari banyak negara yang terlibat dalam perlombaan naturalisasi di kawasan.

Negara-negara seperti Timnas Jepang, Timnas Korea Selatan, Timnas Iran, Timnas Arab Saudi, dan Timnas Australia selama ini mendominasi Kualifikasi Piala Dunia. Lima negara itu ditambah Timnas Korea Utara merupakan satu-satunya wakil AFC yang pernah tampil lebih dari satu kali di turnamen tersebut.

Minimnya jatah Piala Dunia untuk Asia pada era sebelumnya membuat sebagian federasi tidak terlalu berfokus mengejar tiket kualifikasi. Perubahan format FIFA membuat situasi ini bergeser secara signifikan.

Timnas Uzbekistan dan Timnas Yordania telah memanfaatkan peluang tersebut untuk lolos ke putaran final 2026. Timnas UEA dan Timnas Irak juga masuk dalam daftar negara yang berpeluang kembali tampil di panggung dunia.

Peningkatan peluang itu mendorong banyak negara memperkuat skuad dengan pemain berdarah asing yang memenuhi syarat. Sejumlah federasi menilai langkah tersebut dapat mempercepat peningkatan kualitas kompetitif mereka.

"Perluasan ini telah mendorong semangat untuk menaturalisasi," ujar anggota Komite Eksekutif AFC, Shaji Prabhakaran.

"Lebih banyak tempat di Piala Dunia berarti lebih banyak harapan dan lebih banyak kesempatan, dan mereka merasa naturalisasi dapat mempercepat peningkatan kualitas, performa, dan hasil sehingga memberi peluang untuk lolos," tegasnya.

Naturalisasi bukan hal baru bagi Asia, terutama setelah Qatar memulai proyek besar pada era 2000-an. FIFA kemudian memperketat aturan dengan mewajibkan hubungan keluarga atau masa tinggal lima tahun di liga domestik.

Timnas UEA menjadi salah satu negara yang aktif menaturalisasi pemain yang telah bermain lama di kompetisi lokal mereka. Skuad terbaru mereka mencakup nama-nama asal Brasil, Argentina, Maroko, Tunisia, dan Pantai Gading.

Di kawasan Asia Tenggara, Timnas Indonesia menjadi salah satu contoh negara yang mendapatkan dampak besar dari tren naturalisasi. Timnas Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1938 setelah mencapai putaran keempat.

Federasi memanfaatkan hubungan historis dengan Belanda untuk menghadirkan pemain keturunan yang memenuhi syarat. Dalam satu periode, delapan hingga sembilan pemain kelahiran Eropa masuk dalam susunan starter Timnas Indonesia.

Performa pemain seperti Kevin Diks, yang tampil impresif di Eropa, menjadi salah satu penguat Timnas Indonesia. Harapan di Jakarta adalah semakin dekatnya Tim Merah Putih ke Piala Dunia dapat menarik lebih banyak pemain keturunan berkualitas.

Lonjakan performa Timnas Indonesia turut memengaruhi kebijakan federasi lain di kawasan Asia Tenggara. Federasi Sepak Bola Malaysia tersangkut kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain asing pada September 2025.

Ketujuh pemain itu tampil dalam kemenangan 4-0 atas Timnas Vietnam sebelum dijatuhi larangan bermain selama satu tahun. FAM juga menerima denda sebesar 438 ribu dolar AS.

Kasus tersebut kini dibawa ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Dalam waktu yang hampir bersamaan, laporan muncul bahwa Vietnam tengah memantau beberapa pemain kelahiran Brasil yang akan memenuhi syarat lima tahun bermain di liga domestik.

Timnas Sri Lanka juga mengalami peningkatan performa berkat kedatangan pemain yang lahir di Eropa dan Australia. Fenomena ini memperlihatkan bahwa tren naturalisasi semakin meluas di kawasan AFC.

Timnas UEA kerap bertanding di hadapan penonton yang tidak terlalu besar, namun tiket untuk laga melawan Timnas Timnas Irak telah habis terjual. Situasi itu menunjukkan bahwa ketika peluang Piala Dunia terbuka, dukungan publik meningkat tanpa memedulikan dari mana para pemain berasal. 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic