Timnas Indonesia U-23 Terancam Compang-Camping, Shin Tae-yong Tetap Targetkan 8 Besar

ThePhrase.id - Timnas Indonesia U-23 terancam compang-camping untuk Piala Asia U-23 2024. Pasalnya, Tim Merah Putih bisa kehilangan dua pemain pentingnya di lini belakang.

Keduanya yaitu Justin Hubner dan Nathan Tjoe-A-On. Mereka tidak kunjung dilepas klubnya ke training center (TC) Timnas Indonesia U-23 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 1-10 April 2024.

Tim Merah Putih telah lebih dulu tanpa Alfeandra Dewangga. Pesepak bola PSIS Semarang itu masih harus menjalani recovery pasca melakukan operasi kecil pada awal bulan ini.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengklaim pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong tetap menargetkan untuk lolos ke babak delapan besar Piala Asia U-23.

Di Piala Asia U-23 yang akan bergulir pada 15 April sampai 3 Mei 2024, Tim Merah Putih menghuni Grup A berasama lawan-lawan kuat yang terdiri dari Timnas Qatar U-23, Timnas Australia U-23, dan Timnas Yordania U-23.

"Coach Shin Tae-yong tetap menargetkan lolos dari penyisihan grup, itu saya apresiasi. Kalau ternyata bisa sampai semifinal, luar biasa," beber Erick Thohir.

Tiga tim terbaik di Piala Asia U-23 yang meliputi juara, runner-up, dan peringkat ketiga akan mendapatkan tiket ke Olimpiade 2024 di Paris, Prancis pada 26 Juli sampai 11 Agustus 2024.

Posisi keempat Piala Asia U-23 bakal melaju ke babak play-off Olimpiade 2024 untuk menghadapi ranking keempat Piala Afrika U-23 2023, Timnas Guinea U-23.

"Kalau bisa lolos tiga besar, masuk Olimpiade 2024. Ini sesuatu yang menurut saya bukan mimpi di awang-awang, kenapa? Dari 24 pemain senior di Piala Asia 2023 atau Kualifikasi Piala Dunia 2026, itu kan ada 9-11 pemain U-23," tegas Erick Thohir.

"Artinya mereka sudah bermain di level yang lebih tinggi. Jadi kita harus kasih harapan. Saya juga bukan tipe pemimpin yang tidak menghargai pengorbanan klub dan PT LIB, main setop-setop saja, tidak. Momentumnya ada," sambungnya.

"Kalau memang kita tidak punya Timnas Indonesia U-23 yang bagus, ngapain kita juga habis-habisan. Ini kan yang namanya sepak bola ada yang namanyag golden era. Terjadi di Belgia, terjadi di Inggris. Momentum golden generation itu tidak bisa kita prediksi. Hari ini ada. Masa kita tidak mau maksimal ketika momentumnya ada," tutupnya. (Rangga)