ThePhrase.id - Berdasarkan laporan agensi Iklim Amerika Serikat, jumlah karbondioksida dalam atmosfer telah memecahkan rekor pada bulan Mei 2022 ini. Para ilmuwan menemukan bahwa jumlah karbondioksida tercatat 50 persen lebih tinggi dibandingkan masa pra-industri.
Foto: Ilustrasi Polusi Udara (pexels.com photo by Chris LeBoutillier)
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat mengungkap bahwa jumlah karbondioksida dalam atmosfer sekarang menjadi terbanyak dalam setidaknya 4 juta tahun. Karbondioksida di atmosfer dilaporkan melewati ambang batas 420 parts per million (ppm).
Tingginya kandungan karbondioksida disebabkan antara lain karena pembangkit listrik, transportasi, perkebunan dan pertanian, deforestasi dan berbagai sumber lain yang terus memompa karbon dengan jumlah besar. Secara total di tahun 2021, emisi mencapai 36,3 miliar ton yang menjadi level tertinggi dalam sejarah.
Apa dampaknya bagi bumi?
Sejalan dengan meningkatnya jumlah karbon dioksida, bumi terus mengalami kenaikan suhu. CO2 adalah gas rumah kaca yang memerangkap panas, secara bertahap menyebabkan pemanasan global. CO2 tetap berada di atmosfer dan lautan selama ribuan tahun.
Pemanasan global telah menyebabkan sejumlah bencana alam yang kini semakin sering terjadi, termasuk banjir bandang, panas ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, bahkan angin tornado. Suhu global rata-rata sekarang sekitar 1,1 derajat Celcius lebih tinggi daripada di masa pra-industri.
“Karbon dioksida berada pada tingkat yang belum pernah dialami spesies kita sebelumnya – ini bukan hal baru. Kita telah mengetahui hal ini selama setengah abad, dan telah gagal melakukan sesuatu yang berarti tentang hal itu. Apa yang diperlukan untuk kita bangun?” kata Pieter Tans, seorang ilmuwan di Laboratorium Pemantauan Global di NOAA, dikutip dari Aljazeera.
Pieter mengungkap meski level CO2 sempat mengalami penurunan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19 baru saja dimulai, tidak ada efek jangka panjang yang terjadi. Laju peningkatannya dikatakan terus berjalan dengan kecepatan yang sama seperti yang telah terjadi selama satu dekade terakhir.
Perjanjian Paris
Untuk mencapai target Perjanjian Paris 1,5 derajat Celcius, emisi harus mencapai "net-zero" pada tahun 2050, yang berarti harus ada pemotongan tajam, dengan emisi yang tersisa diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh lautan dan vegetasi. Saat mendekati target itu, laju peningkatan kadar karbon dioksida akan melambat dan Kurva Keeling akan mendatar.
Jika emisi benar-benar dihilangkan, Kurva Keeling akan mulai turun, karena lautan dan vegetasi terus menyerap karbon dioksida yang ada dari udara. Penurunan konsentrasi atmosfer akan berlanjut selama ratusan tahun, meskipun secara progresif lebih lambat.
Pada titik tertentu keseimbangan akan tercapai, tetapi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dan lautan akan lebih tinggi daripada tingkat pra-industri dan akan tetap seperti itu selama ribuan tahun. Dalam skala waktu yang lama, permukaan laut dapat naik secara signifikan karena es di kutub mencair dan perubahan lain dapat terjadi, seperti konversi tundra Arktik menjadi hutan.
“Proses panjang itulah yang benar-benar mengkhawatirkan saya. Itu memiliki potensi untuk benar-benar mengubah iklim,” tandas Tans. [nadira]