ThePhrase.id – Tak hanya lingkungan kerja toksik, ternyata ada juga yang pernah memiliki rekan kerja yang toksik di lingkungan kerjanya. Lantas, bagaimana cara menghadapinya?
Perilaku rekan kerja yang toksik ini biasanya merujuk pada tindakan atau sikap yang merugikan di lingkungan kerja, seperti menyebarkan gosip, merendahkan, atau menciptakan ketegangan antar rekan kerja.
Untuk menjaga kesehatan mental dan kualitas kerja di tempat kerja, simak tips menghadapi rekan kerja toksik ala Kemnaker berikut ini.
Rekan kerja yang toksik dapat mengganggu kenyamanan bekerja yang berimbas pada pekerjaan. Namun, hal pertama yang dapat kita lakukan adalah menjaga diri dan memprioritaskan kesejahteraan diri.
Cobalah untuk mengontrol diri dengan respon dan sikap yang profesional agar tidak terbawa dalam emosi negatif. Kamu juga dapat sebisa mungkin tidak melibatkan diri terlalu dalam di pertemanan toxic agar tidak terlibat dalam konflik yang tidak perlu.
Terkadang, seseorang tidak sadar jika ucapan maupun tindakannya telah menyakiti dan cenderung toxic. Oleh karena itu, usahakan untuk membicarakan secara terbuka tentang apa yang dirasakan pada rekan kerja tersebut.
Kamu bisa menunjukkan rasa keberatan dengan menyatakannya secara tenang dan sopan namun tegas. Hal ini agar mereka paham bahwa perilaku yang mereka lakukan sudah toksik atau melebihi batas.
Apa yang dibicarakan maupun dilakukan rekan kerja toksik dapat membuatmu merasa tidak nyaman hingga kesal. Namun kamu tidak perlu memberikan respon terhadap perilaku toksik dengan emosi dan konfrontasi.
Hal ini karena terbawa emosi dalam menanggapi perilaku toksik hanya akan membuat situasi semakin sulit. Meski rekan kerjamu tidak dapat mengontrol tindakan atau ucapan mereka, namun kamu dapat mengontrol emosimu dan sebisa mungkin menghindari konfrontasi.
Apabila situasi terus berlanjut dan sudah merugikan hingga mengganggu kinerjamu, sebaiknya laporkan hal ini kepada atasan atau departemen SDM. Dengan begitu, rekan kerja yang toksik ini akan ditindak sesuai dengan aturan perusahaan yang berlaku.
Jika ingin melaporkan pada atasan pastikan kalian memiliki bukti konkret. Kamu dapat mendokumentasikan insiden yang kamu alami dengan rekan toksikmu sebagai bukti konkret yang dapat mendukung cerita atau laporanmu kepada atasan atau departemen SDM. [fa]