ThePhrase.id - Kasus perselingkuhan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam hubungan dan menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan. Ketika kamu telah menaruh kepercayaan dan komitmen kepada seseorang yang disayangi, sulit rasanya untuk menerima kenyataan. Move on dari pasangan yang selingkuh bukanlah hal yang mudah, terutama jika hubungan tersebut sudah cukup serius.
Setelah diselingkuhi berat rasanya untuk dapat move on dan menjalin hubungan dengan orang lain karena takut hal tersebut terjadi lagi. Berikut beberapa tips untuk dapat move on dari pasangan yang selingkuh:
Setelah diselingkuhi, hal pertama yang perlu dipikirkan adalah mempertahankan atau pergi dari hubungan. Pasalnya, beberapa orang memilih untuk bertahan, namun kedua pilihan ini tidak ada salahnya. Semua orang pasti memiliki alasannya sendiri.
Jika memilih untuk mempertahankan hubungan, pastikan hubungan tersebut cukup berharga untuk dipertahankan. Beberapa hubungan dapat berhasil diperbaiki setelah pasangan selingkuh, namun jika kamu ragu dan merasa hubungan tersebut tak cukup berharga untuk dipertahankan lebih baik untuk pergi.
Memperbaiki hubungan yang sudah hancur karena perselingkuhan tentunya lebih sulit dan membutuhkan upaya yang jauh lebih besar dari kedua pihak. Mulai dari memperbaiki komunikasi yang lebih terbuka dan jujur, hingga mengembalikan kepercayaan yang telah dirusak. Selain itu, korban perlu waktu untuk memaafkan sehingga dapat menjadi perjalanan yang panjang.
Setelah memutuskan untuk pergi dari hubungan, beri waktu untuk diri sendiri untuk beristirahat dan merasakan emosi yang dirasakan. Ketika putus cinta yang menyakitkan, biasanya orang lebih memilih untuk mengalihkan perasaan dan pikiran dengan pekerjaan. Namun, penting untuk membiarkan diri untuk hanyut dalam emosi dan membuka diri untuk menangis agar lebih lega.
Dengan menerima perasaan, hal ini menjadi dasar untuk diri sendiri agar lebih mudah untuk move on dari pasangan yang selingkuh.
Ketika menerima perasaan dan kenyataan, penting untuk terus mengingat bahwa apa yang terjadi bukanlah salah diri sendiri. Pemikiran seperti, “Pasti dia selingkuh karena aku kurang perhatian” atau “Mungkin karena aku kurang menarik, jadi dia mencari orang yang baru” pasti pernah terlintas dalam kepala. Ketika pasangan sudah berkomitmen itu merupakan tanggung jawabnya untuk menjalankannya, sehingga jika perselingkuhan terjadi itu salah pelaku bukan korban.
Hindari mencari tahu dan mengetahui kabar mengenai mantan. Jika sudah melakukan semua hal yang memblokir akses kepada mantan, lingkungan sekitar seperti teman dan keluarga juga harus mendukung hal ini.
Sampaikan secara langsung kepada teman dan keluarga untuk tidak memberimu kabar tentang apa yang dilakukan oleh mantan. Berikan diri ruang untuk memproses rasa sakit dan pengkhianatan. Penting bagi keluarga dan teman-temanmu untuk menghormati ruang tersebut dengan tidak memberi tahu tentang tweet, unggahan foto, atau cerita tentang mantan. Hal ini juga termasuk menghindari untuk menghubungi kembali mantan dan istirahat sejenak dari media sosial.
Pemikiran ekstrim yang sering berupa generalisasi biasanya muncul bagi orang yang diselingkuhi. Pemikiran seperti, "Aku tidak akan menemukan orang yang baik" atau "Aku akan sendirian seumur hidup" merupakan pikiran generalisasi yang dipicu oleh keinginan untuk melindungi diri akibat pengkhianatan yang dirasakan.
Namun, hal ini kurang sehat karena dapat membuat kita menutup diri dan bersikap waspada terhadap semua orang karena tidak ingin merasa kecewa. Dengan pikiran seperti ini akan mempersulit untuk menemukan pasangan hidup di masa depan. Sebagai gantinya, ubah pikiran tersebut dengan yang lebih realistis, seperti "Ada banyak orang baik di luar sana, dan mungkin butuh waktu untuk menemukan yang tepat.” Atau “Aku baik-baik saja menjadi lajang, dan aku tidak sendirian.”
[Syifaa]