regional

TNBB Berhasil Tingkatkan Populasi Burung Curik yang Terancam Punah

Penulis Ashila Syifaa
Jan 20, 2022
TNBB Berhasil Tingkatkan Populasi Burung Curik yang Terancam Punah
ThePhrase.id – Burung curik atau juga disebut burung jalak bali sejak tahun 1966 sudah masuk ke dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) satwa yang terancam punah. Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terus berupaya mengkonservasi burung curik agar tidak punah.

Burung yang memiliki bulu putih yang indah dan mata yang biru ini merupakan maskot pulau Dewata. Burung yang cantik tersebut pernah hampir hilang di tahun 2005-2006 dengan hanya tersisa enam ekor di TNBB.

Burung tersebut terus kembangbiakan di Unit Suaka Satwa Curik Bali (USSCB) serta penangkaran dengan masyarakat, penelitian dan transfer knowledge. Penangkaran tersebut memiliki program yang disebut ex-situ yaitu restocking burung untuk menambahkan populasi burung curik.

Curik Balik
Curik Bali atau Jalak Bali burung endemik pulai Bali. (Foto: Wikimedia Commons/Cendrawasih14)


Selain itu, konservasi dilakukan dengan melepasliarkan burung curik kembali ke habitat alam. Namun sebelum itu, penangkaranan melalukan habituasi di dalam kandang agar burung curik dapat beradaptasi dengan lingkungan alam setelah dilepaskan.

Pada akhir tahun 2021, TNBB kembali melepasliarkan burung curik sebanyak 28 ekor di area Labuan Lalang dan Cekik. Menurut petugas taman nasional, di bulan Desember adalah bulan yang tepat untuk melepasliarkan burung curik karena merupakan musim berkembang biak.

“Saat memasuki musim penghujan, satwa di alam akan aktif berbiak karena ketersediaan pakan yang berlimpah, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk melepasliarkan burung curik bali,” jelas Agus Ngurah Krisna, Kepala Balai TNBB.

Program pelepasliaran burung curik di TNBB telah dilakukan sejak taun 1999. Pelepasliaran burung curik ini mendorong peningkatan populasi burung curik yang juga disambut dengan baik oleh masyarakat. Meskipun burung curik sering memakan buah-buahan masyarakat, keberadaan burung ini membentuk sebuah simbiosis mutualisme dengan hewan ternak dan masyarakat sekitar karena mereka juga memakan ulat dan serangga yang menjadi hama tanamanan palawija petani.

Burung Curik Bali. (Foto: Wikimedia Commons/Yunaidi Joepoet)


"Meningkatnya kesadaran dan dukungan dari masyarakat untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di alam tidak terlepas dari hubungan harmonis yang terjalin antara Balai TNBB dengan masyarakat dan para pihak lainnya sekitar kawasan. Berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kegiatan pendampingan, peningkatan kapasitas dan pemberian bantuan usaha ekonomi,” imbuh Agus.

Selain sinergi ex-situ, strategi konservasi lainnya yang diterapkan adalah in-situ yakni melakukan upaya penguatan konservasi curik bali dengan pengelola internal TNBB termasuk kapasitas SDM, penyusunan grand desain konservasi curik bali, pembinaan habitat dan populasi, dan pemberdayaan masyarakat di daerah penyangga.

Hingga akhir tahun 2021, populasi burung curik mengalami peningkatan. Tahun 2021 terdapat 420 ekor burung curik meningkat dibanding tahun 2020 yang berjumlah dari 341 ekor. Populasi burung curik ini terus meningkat setiap tahunnya dan terus memperluas jaringan habitatnya hingga ke daerah penyangga TNBB. [Syifaa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic