ThePhrase.id – Badan Standardisasi Nasional (BSN) baru saja meluncurkan Etalase Digital Produk UMKM ber-Standar Nasional Indonesia (SNI), tokomutu. Platform digital ini diluncurkan dengan tujuan mengenalkan produk UMKM ber-SNI kepada masyarakat dan membantu memasarkan produk-produk UMKM.
Pada peluncuran Tokomutu, Kepala BSN, Kukuh S. Achmad berharap bahwa platform ini dapat menjadi sarana pemasaran digital bagi produk UMKM ber-SNI yang akan terkoneksi dengan program pemerintah seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bela Pengadaan.
“Platform ini, akan menjadi sarana pemasaran digital bagi produk UMKM ber-SNI yang akan terkoneksi dengan program pemerintah seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bela Pengadaan,” ujar Kukuh S. Achmad pada Selasa (30/11/2021).
Menurut Kukuh, platform ini diluncurkan seiring dengan pertumbuhan UMKM yang telah mencapai sekitar 65 juta. Perkembangan UMKM sangatlah penting bagi perekonomian Indonesia di mana UMKM memberikan kontribusi 60% dari total PDB Indonesia dan menyerap 97% atau sekitar 120 juta tenaga kerja.
“Meskipun demikian, UMKM Indonesia masih menghadapi permasalahan yang kompleks. Daya saing produk UMKM masih harus ditingkatkan. Banyak produk UMKM yang masih kalah bersaing dengan produk impor baik dari sisi harga maupun kualitas,” ujar Kukuh.
Kepala BSN, Kukuh S. Achmad (Foto: youtube/BSN_SNI)
Kukuh menambahkan, salah satu kendala yang dialami oleh UMKM adalah kesulitan menembus pasar ekspor. Berbagai kendala seperti minimnya pengetahuan tentang informasi pasar luar negeri, kualitas produk belum memenuhi standar, kapasitas produksi tidak continue, biaya sertifikasi yang tidak murah, dan kemampuan SDM masih rendah menjadi kendala sulitnya UMKM menembus pasar ekspor.
Penerapan SNI merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk menjawab tantangan dalam hal legitimasi atas kualitas produk UMKM. Hal ini bersifat krusial, sebab dengan ditetapkannya standar maka akan menjadi acuan bagi para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan kualitas dan kreativitasnya.
“Dengan sertifikat SNI yang diperoleh, UMKM menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan usahanya dan kepercayaan pelanggan meningkat yang pada akhirnya meningkatkan penjualannya. Produk UMKM yang sudah mendapat sertifikasi SNI terbukti mampu meningkatkan keterimaan di pasar nasional maupun global,” tambah Kukuh.
Platform digital ini juga merupakan respon BSN terhadap gelombang Revolusi Industri 4.0 yang telah membawa perubahan fundamental pada berbagai tatanan kehidupan global.
“Pemanfaatan teknologi informasi telah mendisrupsi berbagai kegiatan manusia, termasuk dalam transaksi perdagangan. Kegiatan perdagangan menjadi sangat terbuka lebar termasuk bagi UMKM,” jelas Kukuh.
Terhitung hanya sekitar 15,9 juta atau sekitar 24% saja dari 65 juta pelaku UMKM yang telah memanfaatkan platform sosial media dan marketplace untuk mempromosikan produk yang dihasilkan.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI diluncurkan sebagai bentuk dukungan pemerintah bagi para pelaku UMKM yang telah memenuhi SNI untuk mempromosikan produknya setiap waktu sehingga dapat diakses oleh calon pembeli dari dalam maupun luar negeri.
“Upaya ini adalah bentuk dukungan untuk memperkuat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI pada 14 Mei 2020. Dan juga menjadi bagian dari percepatan digitalisasi ekonomi sesuai arahan Bapak Presiden RI dan juga untuk meningkatkan daya saing UMKM di tingkat nasional dan global. Selain itu, masyarakat dapat memperoleh akses eksklusif terhadap produk asli Indonesia berkualitas yang dibuktikan melalui pemenuhan persyaratan SNI,” tegas Kukuh.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan produk UMKM nasional di pasar global merupakan salah satu cita-cita Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Luhut Binsar Panjaitan dalam peluncuran Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI (Foto: youtube/BSN_SNI)
“Tembusnya produk UMKM nasional di pasar global merupakan salah satu cita-cita Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sebagai program yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pendampingan UMKM. Untuk mencapainya, diperlukan keselarasan atas kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar dari masing-masing segmentasi pasarnya,” ujar Luhut.
Luhut mengungkapkan salah satu poin penting dalam penguatan UMKM adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Semakin gencar produk-produk UMKM nasional dipromosikan, maka akan semakin besar pula peluang produk UMKM tersebut dikenal lebih luas.
“Saya berharap diluncurkannya Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI pada hari ini akan berkontribusi meningkatkan perhatian dan antusiasme untuk mendukung UMKM nasional,” imbuh Luhut.
Selain peluncuran Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI, terdapat juga penyerahan sertifikat SNI secara virtual kepada 52 pelaku UMKM yang sudah berhasil mendapatkan Sertifikat SNI produk, sertifikat sistem manajemen SNI ISO 9001 dan sertifikat HACCP. Hadir dalam acara ini Menteri Badan Usaha Milik Negara RI, Erick Thohir dan Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki.
Peluncuran Etalase Digital Produk UMKM ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) (Foto: youtube/BSN_SNI)
UMKM yang menerima sertifikat SNI ini berasal dari Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, dan NTT.
BSN bekerja sama dengan berbagai pihak dalam membina dan memfasilitasi penerapan SNI kepada UMKM seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, PT Pupuk Kaltim, dan PT Amka. BSN berharap dapat mendorong semakin banyak pihak yang ikut berkontribusi dalam fasilitasi sertifikasi SNI kepada UMKM.
Pelaku UMKM dapat memanfaatkan dan mempromosikan produk mereka dengan mengakses Etalase Digital ber-SNI atau www.tokomutu.com[fa]