regionalBatik

Transformasi Industri Batik Menuju Produksi Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Penulis Ashila Syifaa
Dec 01, 2025
Foto: Pexels_John Bastian
Foto: Pexels_John Bastian

ThePhrase.id - Industri batik di Indonesia kini tengah bergerak menuju transformasi hijau dengan menitikberatkan pada produksi yang ramah lingkungan. Berbagai inovasi dan teknologi efisien diterapkan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus mempertahankan kualitas dan keindahan batik. 

Salah satu upaya utama adalah penggunaan bahan alami seperti pewarna dari ekstrak kulit pohon, bunga, buah, dan daun yang mudah terurai (biodegradable). Penggantian pewarna kimia berbahaya ini menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Inovasi teknologi juga memegang peranan penting dalam menjawab tantangan tersebut. Contohnya adalah NADIN (Natural Dyes Indexation), sebuah katalog digital pewarna alam yang membantu produsen batik memilih bahan pewarna ramah lingkungan. Selain itu, teknologi ALIMBa (Aerator Limbah Cair Batik) memiliki fungsi penting dalam mendaur ulang air limbah batik, sehingga mengurangi pencemaran air dan membantu pengelolaan limbah secara berkelanjutan.

Selain penggunaan bahan alami dan teknologi daur ulang, penerapan konsep zero waste juga mulai diterapkan dalam produksi batik. Contohnya batik ecoprint yang menggunakan daun dan bunga sebagai bahan utama tanpa melibatkan pewarna sintetis, sehingga meminimalkan limbah berbahaya dan pencemaran. Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi keharusan yang diaplikasikan di berbagai komunitas perajin batik agar produksi tidak hanya berkelanjutan tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan.

Inovasi seperti mesin uap otomatis untuk eco-printing kini juga membantu meningkatkan efisiensi produksi batik ramah lingkungan dengan mempercepat proses dan menekan biaya produksi. Selain itu, pengenalan bahan baru seperti batik wax berbasis stearin sawit menggantikan lilin parafin berbahan minyak bumi, mendukung produk batik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, transformasi industri batik hijau memerlukan kolaborasi multi-pihak, teknologi inovatif, kebijakan pendukung, serta kesadaran bersama dari produsen hingga konsumen. Langkah ini tidak hanya penting demi kelestarian budaya dan lingkungan Indonesia, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing produk batik di pasar global yang semakin menuntut produk berkelanjutan dan bertanggung jawab lingkungan.​ [Syifaa]

 

Tags Terkait

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic