e-biz

Trend Bisnis Digital di BUMN

Penulis thephraseid
Apr 18, 2021
Trend Bisnis Digital di BUMN


Thepharase.id - Pandemi Covid-19 telah mengubah pola bisnis di hampir semua perusahaan dunia, tak terkecuali di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Transformasi dan inovasi digital adalah kunci bagi BUMN untuk tetap bisa survive dan bahkan bisa bersaing dengan perusahaan global.  Karena itulah, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pandemi Covid-19 merupakan momentum bagi BUMN untuk melakukan transformasi dan inovasi digital.

"Model bisnis sekarang berubah. Ini yang saya tekankan ke direksi (perusahaan BUMN) bahwa inovasi model baru harus mulai dipelajari," kata Erick dalam sebuah acara Indonesia Digital Conference bertajuk Digitalisasi BUMN.

Saat ini, sejumlah BUMN seperti Pertamina, Telkom, PLN, Bank Mandiri, Garuda Indonesia, PT KAI  dan lain sebagainya, terus melakukan transformasi dan inovasi digital.

Digitalisasi Pertamina

Sepanjang tahun 2020, Pertamina telah berhasil melakukan digitalisasi terhadap 5.518 SPBU di seluruh Indonesia. Dengan digitalisasi ini, Pertamina bisa mengontrol secara real time mulai dari stok BBM tiap SPBU, volume penjualan, jumlah transaski bahkan hingga identitas pelanggannya.

Trend Bisnis Digital di BUMN
Foto: Dok. Pertamina


Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan digitalisasi SPBU merupakan komitmen Pertamina untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga bisa lebih aman dan nyaman. Selain itu, digitalisasi juga untuk memperkuat Pertamina dalam menjalankan penugasan Pemerintah mendistribusikan BBM ke seluruh pelosok negeri.

“Dengan selesainya program transformasi digitalisasi di SPBU Pertamina, maka salah satu amanah Pertamina yang terdapat di UU BUMN dan UU Energi, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjamin pasokan energi akan lebih ditingkatkan lagi,” ujar Nicke, dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Nicke, di era digital, kualitas data dan informasi adalah the new oil, sumber daya yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, termasuk Pertamina. Digital Transformation SPBU memberikan beberapa keunggulan yang memastikan kualitas data dan informasi tersebut untuk mendukung kehandalan suplai sekaligus peningkatan layanan bagi masyarakat

“Program ini adalah sebuah babak baru Pertamina dalam menyongsong transformasi bisnis ke depan. Kami juga akan lanjutkan digitalisasi ke kilang, kapal, dan hulu. Dengan demikian seluruh program digitalisasi akan mencakup seluruh aktifitas dari hulu ke hilir. Kami mulai dari hilir karena pelayanan masyarakat adalah yang terpenting bagi Pertamina,” imbuh Nicke.

Digitalisasi SPBU juga sekaligus menawarkan solusi atas perubahan pola transaksi masyarakat di era digital melalui aplikasi MyPertamina. Kini seluruh transaksi di SPBU Pertamina dapat dilakukan secara digital. Dalam program ini, Pertamina menggandeng sejumlah Bank Negara yakni Mandiri, BNI, BRI dan BTN untuk menjalankan aplikasi pembayaran Linkaja dan terkoneksi dengan MyPertamina.

Trend Bisnis Digital di BUMN
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meresmikan digitaliasi SPBU pada akhir tahun lalu. Dok. Pertamina


Aplikasi ini mendapat sambutan pelanggannya. Hingga saat ini, tercatat ada 10,5 juta pelanggan yang telah menggunakan aplikasi MyPertamina. Untuk menarik pelanggan, Pertamina pun selalu menghadirkan program-program menarik, salah satunya program promo yang berjalan selama bulan April 2021.  Pelanggan yang menggunakan MyPertamina dapat menikmati harga hemat untuk setiap pembelian bahan bakar mesin (BBM) produk Pertamax Series dan Dex Series sebesar Rp 300/liter, serta tukar tabung LPG 3 Kg ke Bright Gas bisa hemat hingga Rp 135.000 beserta layanan Pertamina Delivery Service (pesan antar).

Digital Telco ala Telkom

Selain Pertamina, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) juga tengah mengembangkan inovasi bisnis digital. Sebagai BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, Telkom menjadi satu dari sekian banyak pelaku bisnis Information & Communication Technology (ICT) yang diharuskan untuk beradaptasi di tengah disrupsi pandemi ini. Pandemi Covid-19 mempercepat rencana Telkom bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital (digital telco). Telkom pun memproyeksikan investasinya kepada pengembangan big data demi pengembangan bisnis digital.

Digitalisasi Telkom Wujudkan Satu Data Indonesia. Dok.Telkom


Transformasi di Telkom difokuskan pada pengembangan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services. Telkom pun terus mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas, mengembangkan talenta digital unggulan, mendorong kemampuan digital, dan tingkat adopsi digital bangsa serta mendesain ekosistem digital untuk pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Untuk peningkatan digital capabilities dan pengembangan bisnis, Telkom memilih strateginya dengan konsep Build (mengembangkan dari kompetensi internal) Borrow (partnership), Buy (akuisisi) dengan konsiderasi value proposition perusahaan.

Tak hanya itu, Telkom mengembangkan ekosistem digital melalui sarana inkubasi seperti Amoeba dan Indigo serta mendukung investasi startup melalui MDI Ventures.

Amoeba adalah sebuah sarana pengembangan inovasi melalui model bisnis baru bagi internal perusahaan untuk mendapat solusi bagi produk dan layanan digital Telkom Group ke depan.  Melalui Amoeba, karyawan Telkom yang memiliki ide kreatif akan difasilitasi sarana inkubasi dan pelatihan untuk dapat mengembangkan ide yang dimiliki tersebut.

PLN Buka Bisnis Internet

Tak ketinggalan dengan Pertamina dan Telkom, PLN juga melakukan inovasi bisnisnya dengan smart meter, smart grid, smart distribution, smart procurement, hingga transformasi bisnis. Sejumlah inovasi tersebut merupakan kunci untuk menekan subsidi listrik yang kurang tepat serta mengatasi komplain dari konsumen.

Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan PLN sedang melakukan kajian untuk bisa melebarkan bisnis tak hanya listrik tetapi juga jaringan internet.

"Kami punya impian akan ada penambahan pelanggan yang lebih besar yaitu memasang internet menggunakan infrastruktur PLN. Ini penambahannya bisa sampai Rp 20 triliun se-tahun," ujar Darmawan dalam Webinar.

Bisnis bisnis digital dan ecommerce memang tengah naik daun. Tak hanya di BUMN, termasuk juga perusahaan swasta nasional termasuk perusahaan startup di Tanah Air. Transaksi di sektor ecommerce misalnya dapat mencapai Rp 429 trilliun pada tahun 2020 dan terus naik seiring dengan waktu. Apalagi jumlah pelanggan baru belanja online telah meningkat hingga 51% selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB). Trend belanja online memang cukup menggiurkan.

Indonesia sendiri merupakan wilayah dengan pertumbuhan bisnis digital yang sangat pesat. Laporan PPRO, sebuah layanan pembayaran terkemuka di dunia menyebutkan pertumbuhan bisnis online Indonesia mencapai 78% sehingga Indonesia masuk ke dalam jajaran top 5 negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tertinggi di dunia. (FM Rohman)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic