ThePhrase.id - Pasca letusan Hunga Tonga-Hubga Ha'apai pada Sabtu (15/1/22), Pemerintah Tonga telah meminta bantuan terhadap negara lain, terutama kebutuhan mendesak akan air bersih dan makanan.
Foto: Tsunami Tonga (cnn.com)
Menurut RNZ, letusan gunung berapi bawah laut tersebut telah menyebarkan abu, gas, dan uap sejauh 20 kilometer (12,4 mil) ke udara. Letusan menghasilkan awan abu besar dan gelombang besar. Pada Sabtu malam, abu mulai turun dari langit di Nuku'alofa, ibu kota Tonga.
Ledakan yang luar biasa, yang terbesar sejak Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991 dan telah menyebabkan tsunami yang menghancurkan Tongatapu dengan ombak yang menerjang pesisir serta membanjiri rumah-rumah.
Komunikasi dan listrik dilaporkan padam di seluruh pulau utama Tonga, dan pemerintah telah memerintahkan militer untuk membantu dalam penanganan bencana tersebut.
Islands Business melaporkan bahwa polisi dan pasukan militer telah mengevakuasi Raja Tupou VI dari istananya di dekat pantai. Situs berita lokal Kaniva Tonga melaporkan adanya antrian panjang lalu lintas yang diakibatkan oleh evakuasi ribuan masyarakat.
Dampak Tsunami
Akibat ledakan gunung berapi tersebut, sejumlah wilayah juga diminta untuk waspada akan terjadinya Tsunami, termasuk Hawaii, Alaska dan wilayah pesisir Amerika Serikat. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir negara itu Minggu (16/1/22) pagi, setelah melihat gelombang setinggi 2,7 meter.
Hampir 230.000 penduduk di Jepang dievakuasi ke tempat tinggi untuk menghindari tsunami. Dilaporkan sebanyak 22 perahu terbalik, tenggelam, atau hanyut di Prefektur Kochi, dan 5 terbalik di Prefektur Tokushima dan satu di Prefektur Mie. Japan Airlines juga membatalkan 27 penerbangannya.
Pada Minggu sore, semua peringatan tsunami telah dicabut. Pejabat badan cuaca mengesampingkan kemungkinan tsunami lebih lanjut di seluruh negeri, tetapi mengatakan mungkin ada beberapa fluktuasi pasang surut.
Selain itu, Biro Meteorologi Australia mengatakan pihaknya mencatat gelombang tsunami 1,2 meter di dekat Nuku'alofa pada pukul 17:30 waktu setempat pada hari Sabtu. Melansir Reuters, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik juga mencatatkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter di Nuku'alofa dan gelombang setinggi 2 kaki di Pago Pago.
Bagaimana dengan Indonesia?
Meski sejumlah negara terdampak langsung oleh letusan Gunung Hunga Tonga-Hubga Ha’apai, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa tsunami tidak akan berdampak sampai Indonesia.
“Berdasarkan hasil observasi muka laut yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), letusan gunung api tersebut tidak menimbulkan tsunami di wilayah indonesia,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno.
Sebelumnya, Indonesia juga diguncang gempa berkekuatan 6,6 magnitudo pada Jumat (14/1) sore berpusat di Banten. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkap bahwa Gempa Banten dapat memicu gempa dengan magnitudo mencapai 8,7 SR.
Potensi tersebut dikarenakan gempa diprediksi terjadi di Selat Sunda yang merupakan wilayah zona seismic gap atau jarang gempa besar selama ratusan tahun. Gempa dengan magnitudo 8,7 SR dapat menyebabkan tsunami.
"Dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman sesungguhnya. Dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodalkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi," ujar Daryono.
Daryono juga memastikan bahwa BMKG akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami agar lebih cepat dan akurat. [nadira]