regional

Tugu Polwan di Bukittinggi Saksi Lahirnya Polisi Wanita Pertama di Indonesia

Penulis Ashila Syifaa
Sep 01, 2022
Tugu Polwan di Bukittinggi Saksi Lahirnya Polisi Wanita Pertama di Indonesia
ThePhrase.id - Tugu Polwan di Bukittinggi, Sumatera Barat merupakan saksi sejarah lahirnya Polisi Wanita pertama di Indonesia. Tugu ini juga menjadi saksi sejarahnya Polri Indonesia.

Tugu dengan ukuran 6x6x8m dan taman berukuran 21mx12m, ini terletak di persimpangan tiga jalan Sudirman  dengan  jalan  H. Agus Salim, Kota Bukittinggi. Dahulu, jalan tersebut merupakan bekas stasiun kereta api, di depan Kantor PT Pos Indonesia Cabang Bukittinggi.

Keberadaan Tugu Polwan ini menjadi pengingat bagi masyarakat atas kerja kerasnya Polisi Wanita dalam menjalankan tugasnya mulai dari awal berdiri sekolah Polisi Wanita pertama di Bukittinggi.

Monumen Polisi Wanita. (Foto: Wikimedia Commons/Ardzun)


Sekolah Polisi Wanita Indonesia pertama kali didirikan pada 1 September 1948 yang kini menjadi hari Polwan nasional. Meskipun sekolahnya sudah berdiri sejak tahun 1948, monumen tugu polwan ini baru diresmikan pada 17 April 1993 oleh Kepala Kepolisian  RI (Kapolri), Jenderal Polisi Banurusman.

Sejak dibangun pada tahun 1993, beberapa perbaikan kecil dilakukan pada tahun 1994 dan 1996. Kemudian pada tahun 2015 dilakukan renovasi dengan menambahkan patung polwan dari perunggu dan beberapa pilar ditambahkan atap rumah gadang yang merupakan rumah adat Minangkabau

Dibangunnya Tugu Polwan ini untuk memperingati perjuangan perempuan Minangkabau pada masa kemerdekaan. Pada masa tersebut keberadaan Polisi Wanita mendapatkan berbagai macam tantangan. Hal tersebut karena masyarakat menilai bahwa seoarang perempuan tidak pantas untuk menjadi polisi.

Tugu Polisi Wanita di Bukittinggi. (Foto: Wikimedia Commons/Rega Maulana)


Tantangan yang paling berat bagi para polwan adalah sindiran dari masyarakat yang melecehkan pribadi seorang wanita dengan “mereka tersesat di dunia laki-laki”.

Pandangan tersebut merupakan salah satu kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Minang di mana perempuan bekerja di luar adalah hal yang tabu. Tak hanya itu, suku ini sangat menjunjung tinggi dan menghormati perempuan dan dilihat sebagai seseorang yang patut dilindungi.

Namun, seiring berjalannya waktu, perempuan juga dibutuhkan dalam profesi kepolisian. Pertama kalinya polwan diterima oleh masayarakat dan kedudukannya hanya berupa pegawai yang bertugas untuk pemeriksa  bagi  perempuan  pelaku,  saksi,  ataupun  korban kejahatan.

Kini polwan telah sejajar kedudukannya di Polri. Banyak polwan yang berhasil menjadi perwira tinggi berpangkat jenderal dengan menduduki berbagai jabatan penting. [Syifaa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic