trending

Turbulensi Pesawat Makin Sering Terjadi, Apa Penyebabnya?

Penulis Nadira Sekar
Jul 10, 2024
Foto: Ilustrasi Pesawat Terbang (dok. ThePhrase.id/Nadira)
Foto: Ilustrasi Pesawat Terbang (dok. ThePhrase.id/Nadira)

ThePhrase.id - Beberapa waktu belakangan ini, kerap terjadi turbulensi parah pada penerbangan pesawat dari berbagai maskapai. 

Pada bulan Mei, seorang pria berusia 73 tahun meninggal setelah pesawat yang terbang dari London ke Singapura mengalami turbulensi berat. Pada penerbangan itu juga, sebanyak 18 orang lainnya dirawat di rumah sakit dan 12 orang mengalami luka-luka.

Turbulensi parah terbaru terjadi pada penerbangan Air Europa Boeing 787-9 Dreamliner di atas Samudra Atlantik pada hari Senin (1/7), yang menyebabkan puluhan orang terluka. Sebanyak 40 penumpang dibawa ke rumah sakit akibat lecet dan trauma ringan, dengan 11 di antaranya dirawat lebih intensif.

Laporan terbaru ini menimbulkan pertanyaan apakah turbulensi semakin sering dan intens. Apakah turbulensi meningkat? Dan jika ya, mengapa?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa turbulensi pesawat memang meningkat, dan perubahan ini dipicu oleh perubahan iklim atau pemanasan global.

Menurut cntraveler.com, pemanasan global mengacu pada peningkatan suhu troposfer yang cepat secara global dalam waktu singkat. Troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan tempat kita tinggal, sementara lapisan di atasnya adalah stratosfer.

Peningkatan gas rumah kaca menjebak panas di dalam troposfer, yang seharusnya dipancarkan ke stratosfer. Akibatnya, stratosfer mendingin pada tingkat yang mirip dengan pemanasan troposfer, menciptakan perbedaan suhu vertikal yang kuat di seluruh atmosfer.

Apa arti semua ini bagi turbulensi? Gradien suhu vertikal yang lebih kuat menyebabkan arus jet yang lebih kacau. Saat arus jet semakin kuat dan tidak stabil, jumlah pertemuan dengan turbulensi udara jernih (clear-air turbulence atau CAT) meningkat.

Melansir nytimes.com, Paul Williams, seorang profesor ilmu atmosfer di University of Reading di Inggris, menemukan bahwa clear-air turbulence, yang paling sering terjadi di ketinggian tinggi dan musim dingin, dapat meningkat tiga kali lipat pada akhir abad ini. Dia mengatakan bahwa jenis turbulensi ini meningkat di seluruh dunia pada semua ketinggian penerbangan.

Penelitiannya bahkan menunjukkan bahwa kita mungkin akan menghadapi penerbangan yang lebih bergelombang di tahun-tahun mendatang, yang berpotensi mengakibatkan lebih banyak cedera pada penumpang dan kru.

Apakah ini berbahaya?

Pesawat dirancang untuk menahan kondisi buruk dan jarang mengalami kerusakan struktural akibat turbulensi. Namun, turbulensi dapat melempar penumpang dan kru yang berpotensi menyebabkan cedera serius seperti patah tulang dan pendarahan. Banyak ahli menekankan bahwa tetap duduk dan mengenakan sabuk pengaman selama penerbangan adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko.

"Jika Anda tetap terikat, Anda jauh lebih kecil kemungkinannya mengalami cedera," kata Thomas Guinn, seorang profesor ilmu penerbangan terapan di Embry-Riddle Aeronautical University.

[nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic