politics

Ubah Logo dan Masuk Gerindra, Projo dan Budi Arie Disebut Punggungi Jokowi

Penulis M. Hafid
Nov 03, 2025
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi. Foto: Instagram @budiariesetiadi.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi. Foto: Instagram @budiariesetiadi.

ThePhrase.id - Mantan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi kembali terpilih sebagai Ketua Umum Projo untuk ketiga kalinya pada kongres III yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan pada 1-2 November 2025. Budi Arie terpilih secara aklamasi.

Pada momen tersebut, arah politik Projo disebut mengalami perubahan, tidak sepenuhnya menjadi relawan Jokowi. Hal itu tercermin salah satunya dari akronim Projo yang semula dikenal sebagai singkatan Pro-Jokowi dibantah Budi Arie.

Dia menyebut nama Projo bukanlah singkatan melainkan adopsi dari bahasa Sanskerta  dan Jawa Kawi. “Projo itu bahasa Sanskerta-nya 'negeri', bahasa Jawa Kawi-nya artinya 'rakyat',” kata Budi Arie, Sabtu (1/11).

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu, menuduh awak media yang telah membuat dan menyebarkan akronim Projo sebagai Pro-Jokowi.

Selain itu, Budi Arie menyebut pihaknya akan mengganti logo Projo, yang saat ini bergambar siluet wajah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Logo Projo akan kami ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” ucapnya.

Perubahan itu, lanjutnya, dilakukan sebagai bentuk transformasi organisasi dan dukungan penuh terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Karena itu kami akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” terangnya.

Budi Arie juga menyatakan dirinya sudah meminta izin kepada segenap relawan Projo untuk bergabung dengan partai besutan Prabowo, Gerindra.

Kendati begitu, dia meminta agar penghapusan wajah Jokowi pada logo Projo tidak dianggap sebagai tanda keretakan hubungan dan upaya meninggalkan Jokowi.

"Jadi tolong jangan dibikin cerita, terutama Projo meninggalkan Pak Jokowi. Enggak, kalau kita Projo dan Pak Jokowi ini adalah bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan," pintanya.

Di sisi lain Jokowi tidak menghadiri kongres III Projo, karena alasan kesehatan. Namun, dia mengirimkan video singkat yang ditayangkan saat pembukaan acara tersebut.

Melalui video itu, Jokowi menyampaikan salam hangat kepada segenap relawan Projo.

"Saya menyampaikan salam hangat untuk seluruh keluarga besar relawan Projo. Terima kasih atas semangat dan dedikasi yang terus dijaga dalam mendukung arah pembangunan bangsa," kata Jokowi.

Dia juga berpesan agar relawan Projo tetap bekerja bersama dan menjaga tali persaudaraan.

"Mari kita terus bekerja bersama untuk Indonesia yang maju dan berdaulat. Terus jaga semangat, jaga persaudaraan, dan terus berbuat untuk rakyat," tandasnya.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, menilai manuver yang dilakukan Budi Arie tersebut menandakan bahwa secara perlahan ingin meninggalkan Jokowi.

Menurut Adi, keinginan Budi Arie untuk bergabung dengan Gerindra seharusnya tidak terjadi apabila Projo tetap tegak lurus dengan Jokowi. Budi Arie maupun Projo seharusnya memilih bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang punya hubungan erat dengan Jokowi.

Dalam perbagai kesempatan, Jokowi kerap kali menyampaikan bahwa dirinya akan secara all out akan memenangkan dan membesarkan PSI pada masa yang akan datang.

"Karena kalau Projo ingin tegak lurus dengan Jokowi, mestinya Budi Arie dan Projo diarahkan ke PSI. Bukankah PSI itu partai politiknya Jokowi per hari ini yang ditangkap oleh publik? Sekalipun Jokowi masih belum formal menjadi bagian PSI, tapi magnet poltik, nafas politik dari PSI per hari ini adalah Jokowi," kata Adi Prayitno dalam pernyataannya dikutip Senin (3/11).

Selain itu, Adi menyebut Projo maupun Budi Arie sudah bertindak realistis dengan memilih merapat ke Prabowo maupun ke Gerindra. Budi Arie, lanjut Adi, punya keinginan untuk berkarir di dalam dunia politik, baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif.

Menurut Adi, Gerindra saat ini berada di atas angin sebagai partai penguasa, sehingga dianggap dapat mempermulus laju politik Budi Arie. (M Hafid)

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic