ThePhrase.id - Perayaan Hari Raya Nyepi pada tahun 2024 ini jatuh pada 11 Maret. Bagi umat Hindu tahun baru Saka menjadi sebuah kesempatan untuk memulai kembali hidup dengan hati yang bersih dan suci. Tiga hari sebelumnya, masyarakat Hindu di Bali akan melaksanakan upacara Melasti yang merupakan tradisi untuk menyucikan diri.
Upacara Melasti bukanlah sekadar tradisi yang dilakukan setiap tahun, tetapi juga memiliki makna dan tujuan yang mendalam bagi umat Hindu.
Upacara Melasti, juga dikenal sebagai Melis atau Mekilis, yang merupakan ritual sembahyang yang biasa dilakukan di tepi pantai ataupun danau. Upacara ini memiliki tujuan untuk menyucikan diri dengan maksud untyk membuang segala kotoran spiritual ke laut. Hal ini sesuai dengan ajaran Hindu Bali yang menyatakan bahwa umat manusia diatur oleh prakerti dewata, dan dalam konteks Melasti, laut dianggap sebagai simbol sumber Tirtha Amertha, air kehidupan yang suci.
Upacara yang penuh dengan spiritual dan kebersihan ini, dilakukan tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi. Upacara Melasti merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu Bali untuk membersihkan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan mempersiapkan diri menuju Tapa Brata, periode penyepian yang dirayakan saat Nyepi.
Dalam lontar Sundarigama, Upacara Melasti dijelaskan sebagai proses nganyudang malaning gumi ngamet Tirta Amerta, yakni menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Selain sebagai momen pembersihan diri, Melasti juga melibatkan penyucian benda-benda sakral milik Pura, termasuk pralingga atau pratima Ida Bhatara beserta perlengkapannya. Benda-benda tersebut diarak mengelilingi desa sebelum dihanyutkan ke laut, danau, sungai, atau mata air lain yang dianggap suci.
Makna yang terkandung dalam Upacara Melasti begitu dalam. Melalui ritual ini, umat Hindu Bali memaknai proses pembersihan diri, alam, dan benda-benda sakral sebagai upaya untuk kembali kepada keadaan yang suci. Sembahyang dan permohonan kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) melalui perantara air kehidupan menjadi sarana untuk menghilangkan segala kotoran spiritual dan memohon kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.
Dengan demikian, Upacara Melasti bukan hanya sekadar ritual tradisional, tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan spiritual dan budaya umat Hindu Bali. Ini adalah momen sakral yang diisi dengan makna mendalam, mengingatkan kita akan pentingnya pembersihan spiritual sebagai persiapan untuk memasuki periode penyepian dan pembaharuan yang dilambangkan oleh Hari Raya Nyepi. [Syifaa]