Thephrase.id - Malaria menjadi ancaman lain dalam penyelenggaraan PON Papua 2021, selain pandemi Covid-19. Nah bagaimana panitia mengantisipasi agar malaria jangan sampai menjangkit para pelaku PON di Tanah Papua ini?
Foto: Fogging arena PON Papua (Dok. PB PON)
Sebelum menjawab itu, perlu diketahui Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat Indonesia pada 2020 ada 235.700 kasus malaria. Dan, 86 persen kasus positif malaria ada di Papua.
Seperti dikutip dari indonesia.go.id, penyakit malaria disebabkan gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.
Parasit itu memiliki kemampuan berkembang biak dalam organ hati seseorang yang terkena gigitan, terutama saat kondisi imun sedang lemah.
Gejala yang timbul akibat kondisi itu umumnya berupa demam, kepala pusing hingga mual yang muncul pada sepekan usai gigitan nyamuk.
Bahkan dalam situasi tertentu, kombinasi dari tiga gejala itu kerap dialami penderita malaria.
Khusus di Papua sebagai endemi tinggi malaria, kasus terbanyak ada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Timika. Empat wilayah ini merupakan tempat penyelenggaraan PON Papua 2021.
Laporan itu seperti diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto, Selasa 21 September 2021.
Antisipasi Pemerintah dan PB PON
Menyikapi hal ini Kemenkes mengirimkan banyak personel untuk menjadi pengendali vektor atau petugas fogging. Minimal sepekan sekali di semua fasilitas penginapan, terutama di bagian dinding dan lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk, harus difogging.
"Kalau untuk pertandingan malam, maka ada upaya-upaya yang kita sepakati bersama bahwa setiap arena maupun hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih harus bebas dari vektor. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," kata Didik Budijanto.
Usaha seleksi terhadap pendatang di PON Papua turut dilakukan saat kepulangan. Pasalnya seseorang yang telah digigit Anopheles, bisa membawa parasit yang bersarang di dalam tubuh hingga ke daerah asal.
"Setelah pulang, atlet dimonitor jangan sampai dia membawa vektor ke daerah bebas malaria," katanya.
Ikhtiar mencegah penyakit malaria juga dilakukan lewat kesadaran diri masyarakat dengan menjaga pola hidup sehat. Itu supaya imunitas tubuh tetap terjaga optimal.
Asupan obat pencegah pun direkomendasikan dokter. Salah satunya minum obat antibiotik doxycycline. Hal itu buat mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, khususnya malaria.
Minum Pahit-Pahitan
Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sumut Ismail Rambe, seperti dikutip dari satuina, mengungkapkan sudah meminta para pemainnya untuk minum pahit-pahitan alias jamu.
Ismail Rambe yang merupakan anggota TNI AL itu pernah dua kali bertugas di Mimika. Pengalaman itu dibagikan kepada para pemain Tim Futsal Sumut. Cabor futsal dipusatkan di Mimika.
“Saya bilang ke para pemain dan semua anggota tim. Banyak minum pahit-pahitan antimalarial. Kalau Covid-19 daya tahan tubuh atlet sudah kuat. Tapi kalau kena malaria langsung menggigil dan kita tidak bisa apa-apa," tutur Ismail Rambe. (Nadira)