ThePhrase.id - Sebagai upaya penurunan polusi udara yang terus mengkhawatirkan masyarakat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengadopsi teknologi water mist generator yang akan digunakan untuk penyemprotan air dari puncak gedung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa pemasangan water mist akan dilakukan pada keempat sisi atap gedung yang dinilai lebih efektif dalam penanganan polusi udara di Jakarta.
"Dipasang di empat sisi lebih masif, lebih efektif. Waktu kami uji coba minggu lalu di atap Gedung Pertamina, satu sisi menunjukkan efektif menurunkan PM 2,5," ujar Asep dilansir dari Kompas.com.
Asep menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan pendataan gedung-gedung tinggi di Jakarta yang mungkin disarankan untuk memasang water mist generator. Hingga saat ini, telah teridentifikasi sekitar 1.300 gedung dengan delapan lantai atau lebih di Jakarta.
Lantas bagaimana cara kerja water mist dalam menurunkan polutan?
Perekayasa Ahli Utama Riset BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa ada dua jenis alat water mist, yang resminya disebut mist generator, yang telah diuji coba pada Minggu (27/8) di atas Gedung Pertamina, Jakarta Pusat.
Alat pertama memiliki kapasitas output yang sangat besar, sekitar 200 liter per menit. Sementara alat kedua adalah mist generator dengan output sekitar 10 liter per menit, yang menghasilkan butiran air sangat halus menyerupai kabut dan bertekanan cukup tinggi.
"Hasil uji coba menunjukkan bahwa mist generator efektif untuk menurunkan konsentrasi polutan dari angka kisaran 100 menjadi kisaran 50," ujarnya, dilansir dari CNNIndonesia.com.
Mist generator adalah alat yang dikembangkan oleh Tri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan saat ini berada di bawah BRIN sejak tahun 2019, ketika polusi udara di Jakarta meningkat drastis.
Ia menyoroti keunggulan dari mist generator kedua yang mampu menghasilkan semburan air (atau campuran air dengan bahan lainnya) dalam bentuk butiran yang sangat halus. Hal ini memungkinkan butiran air untuk beterbangan dan mengikat polutan agar jatuh ke permukaan tanah. Ukuran butiran air yang halus juga membuat mist generator menjadi lebih efisien dalam penggunaan air.
"Meskipun pada saat itu kapasitas outputnya lebih kecil dari yang sekarang tetapi hasil ujicoba menunjukkan adanya pengurangan kepekatan polusi setelah dioperasikannya mist generator," tulisnya.
Selain itu, Tri Handoko Seto juga menjelaskan bahwa water mist generator sebaiknya dipasang pada ketinggian 50 meter di atas tanah, meskipun juga bisa dipasang pada ketinggian 100 hingga 200 meter. Hal ini bertujuan agar butiran air yang dihasilkan dapat tersebar secara efektif untuk menangkap polutan di udara.
Ia juga menegaskan bahwa desain water mist generator telah dirancang untuk tidak boros dalam penggunaan air. Dalam satu jam, alat ini hanya memerlukan sekitar setengah kubik meter air. Bahkan, jika dihitung dengan harga air dari PDAM, biayanya hanya sekitar Rp1.500 dalam satu jam. [nadira]