ThePhrase.id - Belakangan ini, istilah mythomania ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial, terutama TikTok. Tapi, sebenarnya apa itu mythomania?
Mengutip dari Halodoc, mythomania atau kebohongan patologis adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus berbohong dalam jangka waktu lama, bukan karena alasan tertentu seperti menutupi kesalahan atau memutarbalikkan fakta, melainkan karena dorongan yang sulit dikendalikan. Ini berbeda dari kebohongan biasa yang biasanya memiliki motif atau tujuan tertentu.
Dilansir dari siloamhospitals.com, penyebab pasti mythomania belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti pengalaman trauma masa kecil (kekerasan fisik, seksual, atau emosional), terbiasa melihat orang tua berbohong, dan rasa percaya diri yang rendah. Dalam banyak kasus, kebohongan menjadi mekanisme coping untuk menghindari kenyataan atau menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
Dikutip dari Alodokter, berikut beberapa tanda umum seseorang yang mengalami mythomania:
Penanganan mythomania biasanya dilakukan oleh psikiater melalui psychotherapy (terapi psikologis), dan dalam beberapa kasus, dibantu dengan obat-obatan. Sebelumnya, dokter akan melakukan evaluasi seperti wawancara medis dan kuesioner untuk memastikan ada tidaknya gangguan mental lain yang menyertai.
Namun, proses terapi tidak selalu mudah. Pengidap mythomania sering kali tetap berbohong meski sedang menjalani sesi terapi. Karena itu, kesadaran diri dan keinginan untuk berubah jadi kunci penting agar pengobatan bisa berhasil.
Menghadapi seseorang dengan mythomania memang menantang, apalagi karena mereka terbiasa berbohong dan sering melebih-lebihkan cerita. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
[nadira]