Thephrase.id - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, membeberkan kondisi sulit yang dialami timnya pada awal musim BRI Super League 2025-2026. Ia menyebut persoalan klasik terkait keuangan kembali terjadi di tubuh Juku Eja.
Tavares mengungkap bahwa keterlambatan pembayaran gaji kembali menghantui skuadnya. Kondisi ini nyaris terjadi dalam tubuh Juku Eja setiap musimnya.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu. Ini musim keempat saya di sini. Sejak musim pertama, selalu ada kesulitan, gaji terlambat, bonus tertunda, uang muka tertunda," beber Tavares.
Juru taktik asal Portugal itu menegaskan, dirinya dan staf berusaha memberikan yang terbaik. Namun ia mengakui fokus mereka kini terganggu oleh persoalan di luar lapangan.
"Saya selalu mencoba melakukan yang terbaik. Staf dan para pemain juga berusaha memberikan yang terbaik. Tetapi saat ini, jujur saja, sepak bola bukan lagi prioritas utama bagi saya," tegasnya.
Menurut Tavares, penundaan pembayaran gaji membuat sebagian staf bahkan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
"Ketika ada staf saya yang pekan lalu tidak bisa makan malam karena tidak punya uang, ketika ada yang nyaris lima bulan gajinya tertunda, saya juga, bagaimana bisa fokus 200 persen pada sepak bola?" ungkapnya.
Tavares menyebut bahwa masalah serupa sudah ia sampaikan kepada manajemen pada akhir musim lalu. Ia bahkan sempat mempertanyakan target klub untuk musim 2025-2026.
"Musim lalu, sebelum kompetisi berakhir, saya sudah bicara dengan manajemen, dengan manajer PSM. Dia memberitahu saya tentang budget yang dimiliki. Saya juga berbicara dengan Mr. Aksa. 'Apa target Anda musim depan?' Karena jika ini berlanjut, jika Anda ingin, saya keluar. Karena selalu terlambat," ucap Tavares.
Ia menambahkan, kondisi ini membuat perannya semakin sulit. Sebagai pelatih, Tavares mengaku tidak seharusnya terus-menerus terlibat dalam urusan administrasi keuangan tim.
"Saya seorang pelatih. Saya tidak bisa terus-menerus membuat pertemuan individu dengan pemain atau staf. Dari sisi lain, mereka mengeluh. Ini tidak bagus dan membuat saya serta staf lelah," sambungnya.
Persoalan finansial memang membayangi PSM sejak awal musim. Klub ini sempat mendapatkan larangan mendaftarkan pemain baru dari FIFA karena masalah tunggakan kepada mantan pemain, Wiljan Pluim.
"Tentang hasil, kita tidak bisa memisahkan satu dengan yang lain. Tapi saya perlu berbagi ini dengan Anda. Sebab sangat sulit. Kami memiliki banned FIFA. Banyak pemain menolak untuk datang ke PSM," lanjutnya.
Tavares juga mengingatkan bahwa kondisi finansial berpengaruh besar pada upaya tim menarik pemain baru. Ia mengaku tidak ingin menyesatkan calon pemain dengan janji-janji yang tidak sesuai kenyataan.
"Jadi saya tidak ingin menjadi penipu untuk pemain-pemain ini, karena beberapa dari mereka mendapatkan tawaran yang lebih baik dari klub lain. Inilah kenapa saya berbagi dengan Anda dan bagi saya ini sangat penting," tandasnya.