ThePhrase.id - Belakangan ini, perlombaan tradisional Pacu Jalur asal Batang Kuantan, Riau, menjadi perbincangan hangat dan meramaikan media sosial, khususnya platform TikTok. Video-video yang menampilkan keseruan dan keunikan Pacu Jalur kini tengah menjadi tren yang menarik perhatian jutaan pengguna, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Pacu Jalur menjadi viral, setelah beredar video seorang anak kecil yang tampak menari di ujung perahu yang melaju kencang di sungai, diiringi oleh puluhan pendayung yang bekerja sama secara kompak. Tarian yang dilakukan oleh anak kecil itu, disebut-sebut sebagai "aura farming", sebuah istilah gen Z yang mengacu pada tindakan seseorang yang dinilai keren yang memikat dan penuh pesona.
Dalam konteks Pacu Jalur ini, anak kecil itu menampilkan tarian dengan gerakan memutar tangan dan mengayun untuk menjaga keseimbangan di atas perahu yang melaju dengan cepat. Dalam video yang beredar rekaman tersebut diiringi dengan lagu "Young Black & Rich" karya Melly Mike. Menurut warga net, gerakan anak kecil tersebut yang diiringi dengan pendayung yang mengikuti irama, memancarkan aura kepercayaan diri yang memikat, sehingga memicu adanya tren yang mengikuti gaya penari.
Apa itu Pacu Jalur?
Pacu Jalur sendiri adalah tradisi yang sudah berlangsung lebih dari satu abad, bermula sejak abad ke-17. Secara etimologi, "pacu" bermakna perlombaan, dan "jalur" merujuk pada perahu atau sampan. Secara sederhana Pacu Jalur dapat diarikan sebagai "pelombaan mendayung perahu".
Pacu Jalur bukan sekadar lomba dayung, melainkan juga sarana mempererat persatuan dan kebersamaan masyarakat. Setiap orang yang terlibat memiliki peran pentingnya masing-masing untuk menjaga keseimbangan hingga semangat pendayung.
Pasalnya, jalur bukanlah perahu lomba, melainkan alat transportasi utama masyarakat Kuantan Singingi yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan penumpang melalui Sungai Kuantan.
Perahu jalur dibuat dari kayu utuh tanpa sambungan, panjangnya bisa mencapai 25 meter, dan mampu menampung 40 hingga 60 orang yang disebut anak pacu.
Dalam pelaksanaan perlombaan Pacu Jalur, anak-anak memiliki peran penting sebagai penari di ujung perahu, yang harus menjaga keseimbangan dan menambah semangat para pendayung dengan gerakan tariannya. Selain itu, ada peran tukang concang (komandan), tukang pinggang (juru mudi), dan tukang onjai (pengatur irama dayung), yang memastikan jalur bergerak dengan irama yang tepat dan stabil.
Seiring perkembangan zaman, perahu tersebut dihias dengan unsur daerah setempat, biasanya melukiskan kepala ular, buaya, dan harimau.
Selain, viral dan dikenal oleh masyarakat dunia, pemerintah telah mengakui dan menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Nasional Takbenda asli Indonesia dan menjadikannya agenda pariwisata nasional KEN Kemenparekraf.
Awal mula adanya pacu jalur, berawal pada masa penjajahan Belanda sejak tahun 1890 sebagai bagian dari perayaan adat. Pada awalnya perlombaan ini secara khusus diselenggarakan untuk memperingati hari lahir Raty Wilhelmina pada tangga 31 Agustus.
Setelah Indonesia merdeka, festival Pacu Jalur berkembang dan dijadikan sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, festival ini juga sering diadakan untuk memperingati hari-hari besar umat Islam, seperti Maulid Nabi, Idulfitri, dan Tahun Baru Islam. [Syifaa]