trending

Wabah Marburg Merebak di Rwanda, Kenali Gejalanya!

Penulis Nadira Sekar
Oct 09, 2024
Foto: Ilustrasi Virus Marburg (freepik.com photo by mego-studio)
Foto: Ilustrasi Virus Marburg (freepik.com photo by mego-studio)

ThePhrase.id - Rwanda, Afrika Timur tengah menghadapi wabah virus Marburg, penyakit mematikan yang memiliki kemiripan dengan Ebola. Sejak pertama kali ditemukan pada September lalu, virus ini telah menelan 11 korban jiwa.

Bukan hanya Rwanda, beberapa negara lain juga pernah melaporkan penularan virus ini, termasuk Jerman, Serbia, Angola, Guinea, Ghana, Kongo, Uganda, Tanzania, Kenya, dan Afrika Selatan. Jadi, apa itu virus Marburg, dan bagaimana cara mengenali serta mencegahnya?

Dilansir dari nypost.com, virus Marburg, atau dikenal sebagai demam berdarah Marburg, sering ditemukan di Afrika sub-Sahara. Virus ini pertama kali terdeteksi pada 1967 di Jerman dan Serbia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Marburg dan virus Ravn yang termasuk dalam kelompok orthomarburgvirus.

Virus ini secara alami ditemukan pada kelelawar buah Egyptian rousette, yang tersebar di seluruh Afrika dan Timur Tengah. Kelelawar ini dapat menularkan virus kepada manusia dan hewan melalui cairan tubuh mereka.

Penularan Virus Marburg

Virus Marburg menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti darah, air liur, keringat, muntah, atau tinja. Penularan juga bisa terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau peralatan medis. Namun, virus ini tidak menular melalui udara.

Gejala Virus Rwanda

Gejala infeksi virus Marburg biasanya muncul dalam 2 hingga 21 hari setelah terpapar. Awalnya, gejala tampak seperti flu biasa, namun dapat berkembang menjadi gagal hati, pendarahan, dan disfungsi organ. Berikut beberapa gejala yang umumnya dialami:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Menggigil
  • Nyeri otot, dada, dan sendi
  • Sakit tenggorokan
  • Kelelahan
  • Hilang nafsu makan
  • Ruam dengan bintik datar dan timbul, sering muncul di tubuh bagian atas
  • Mual, muntah, dan diare
  • Pendarahan yang tidak bisa dijelaskan

Pengobatan Infeksi Virus Marburg

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk mengatasi infeksi virus Marburg. Perawatan yang ada bertujuan untuk meredakan gejala dan memperkuat daya tahan tubuh pasien. Beberapa metode perawatan meliputi:

  • Terapi hidrasi melalui infus
  • Pemberian elektrolit dan glukosa
  • Menstabilkan tekanan darah
  • Mengatasi infeksi sekunder
  • Obat-obatan untuk menurunkan demam dan mengurangi muntah serta diare

Selain itu, penelitian untuk obat antivirus seperti remdesivir masih berlangsung, dengan harapan dapat digunakan untuk pengobatan virus Marburg di masa depan.

Cara Mencegah Penularan Virus Marburg

Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah penyebaran virus Marburg:

  • Gunakan alat pelindung diri seperti masker, kacamata, celemek, dan sarung tangan saat merawat penderita, serta hindari kontak langsung dengan cairan tubuhnya.
  • Gunakan kondom atau hindari hubungan seksual dengan penderita.
  • Jangan menyentuh jenazah penderita yang meninggal akibat virus ini.
  • Hindari kontak dengan kelelawar buah dan primata, terutama di wilayah yang mengalami wabah.
  • Jangan mengonsumsi daging hewan liar.
  • Jika baru kembali dari wilayah terdampak, pantau diri selama 21 hari dan segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala.
  • Lakukan isolasi jika Anda merasa terpapar virus.

Itulah penjelasan mengenai virus Marburg yang saat ini mewabah di Rwanda, mulai dari penularan hingga cara pencegahannya. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat lebih waspada terhadap virus ini dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic