features

Wacana Anies Maju Pilgub DKI, Peluang atau Jebakan?

Penulis Aswandi AS
May 20, 2024
Anies Baswedan. (Foto: Instagram/aniesbaswedan)
Anies Baswedan. (Foto: Instagram/aniesbaswedan)

ThePhrase.id - Dorongan massif kepada Anies Baswedan untuk mencalonkan lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta mengundang sebuah tanda tanya.  Apakah dorongan ini  murni keinginan mayoritas publik Jakarta yang pernah merasakan kepimpinannya selama lima tahun lalu? Ataukah ini  aspirasi para loyalis Anies agar Anies tetap punya panggung  untuk esksis, ataukah ini  jebakan batman untuk mendowngrade Anies Baswedan agar tak layak tanding pada 2029 mendatang.

Permintaan dari warga Jakarta agar Anies mencalonkan diri menjadi gubernur lagi paling tegas disampaikan sekelompok warga yang mendatangi rumahnya di kawasan Lebak  Bulus, Jakarta Selatan pada 7 Mei 2024 lalu.  Warga itu ramai-ramai mendatangi rumah mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Mereka membawa spanduk  bertuliskan  'Kami Warga Jakarta Selatan Meminta Pak Anies Memimpin Kami Kembali di Jakarta'.  Spanduk berwarna merah itu dibentangkan di depan rumah Anies Baswedan.

Permintaan serupa sering disampaikan langsung kepada Anies atau melalui pengurus RT-RW tempat Anies tinggal. Gelombang permintaan menjadi gubernur lagi itu makin massif usai pilpres setelah Anies-Muhaimin dinyatakan kalah oleh Mahkamah Konstitusi.  Salah satu alasan kuat warga Jakarta meminta Anies untuk memimpin Jakarta lagi adalah kepuasan terhadap kepemimpinan Anies selama 5 tahun lalu yang merubah banyak wajah dan suasana Jakarta yang lebih damai dan tenang. Permintaan warga itu juga  dipicu oleh kinerja PJ. Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono penggantinya yang berupaya menghapus jejak  Anies  yang banyak  diprotes warga.

“Seperti trotoar yang dibongkar, Kartu Mahasiswa Unggul yang sempat distop, Logo Jakarta plus yang diganti, dan warga kampung bayam yang dilarang masuk ke hunian mereka yang dibangun di era Anies dan lain-lainnya,” kata Reiza Patters, Ketua Umum Pemuda ICMI Jakarta.  

Menanggapi permintaan-permintaan itu Anies meminta waktu untuk memikirkannya. “Banyak yang mengungkapkan juga aspirasi yang sama dan saya sampaikan kepada semua terima kasih. Ini sebuah kehormatan dan izinkan kami untuk sejenak memikirkan," kata Anies kepada wartawan di rumahnya, Selasa, 7 Mei 2024.

Dorongan agar Anies mencalonkan diri lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta ini juga muncul dari Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didiek J Rachbini. Menurut Didiek, jika Anies tidak masuk politik dalam lima tahun ke depan, maka namanya akan hilang dari peredaran.

Wacana Anies Maju Pilgub DKI  Peluang atau Jebakan
Anies Baswedan. (Foto: Instagram/aniesbaswedan)

“Karena itu masuk ke dalam politik di Jakarta, adalah peluang yang baik. Tidak hanya bagi karier dirinya tetapi juga untuk bangsa untuk 2029 nanti,” kata Didiek, pada Sabtu 11 Mei 2024.

Cukup logis pernyataan Didiek J Rachbini, Anies tidak banyak diingat jika tidak memiliki jabatan politik selama 5 tahun ke depan.  Namun apakah harus mengulang peruntungan untuk bertarung menjadi gubernur Jakarta lagi?

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menolak keras Anies maju lagi pada pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Refly yang juga bagian dari Tim Hukum Anies- Muhaimin itu pada pilpres lalu berharap Anies bisa naik kelas. “Saya berharap Anies tidak maju DKI. Dia itu levelnya harus naik, levelnya harus jadi king maker ketika kontestasi pilpres selesai,” kata Refly Harun di channel YouTube Kompas.com.

Dalam kacamata Refly, menang di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tidak membuat Anies makin populer karena semua orang akan menilainya sebagai hal yang wajar karena sudah pernah ikut pilpres. Tapi, jika kalah maka akan menanggung malu. Refly mengibaratkan Anies sebagai seorang petinju kelas berat yang kalah bertanding turun di kelas menengah.

Apalagi sekarang Anies sudah sendirian ditinggal oleh partai pengusungnya yang ramai-ramai merapat ke Prabowo-Gibran.  Partai-partai itupun sudah mempersiapkan kadernya untuk maju menjadi gubernur DKI Jakarta 2024-2029.  Nasdem sudah menggadang-gadang Ahmad Sya’roni sebagai jagonya. Sementara PKS tidak tanggung-tanggung mengajukan 3 kadernya untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta, Shohibul Iman, Mardani Ali Sera dan Khoiruddin.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu meminta Anies untuk mendukung calon gubernur yang diusung partainya. “Kalau kemarin kami sudah berusaha mengusung Pak Anies dan bekerja sekuat tenaga untuk memenangkan Pak Anies menjadi capres, saya kira di pilkada ini saatnya Pak Anies mendukung kader PKS untuk maju DKI," ujar Syaikhu di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Selasa, 23 April 2024.

Wacana Anies Maju Pilgub DKI  Peluang atau Jebakan
Anies Baswedan. (Foto: Instagram/aniesbaswedan)

Tinggal PKB yang belum punya jago. Tapi kalau dilihat dari kebiasaan partai ini yang tak mau ketinggalan kereta, mereka akan merapat kepada calon yang potensi menangnya besar.

Sebagai figur non partai, tidak mudah bagi Anies mencalonkan diri menjadi pejabat publik.  Selama ini dia maju menjadi calon gubernur dan calon presiden karena dipinang oleh pimpinan partai politik untuk menandingi calon lawan karena pengusungnya tidak memiliki figur atau jagoan pilih tanding dari internal. Anies dipilih karena kapasitas dan kapabilitas serta gagasan perubahan yang diusungnya yang terbukti selama dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Khawatir dengan potensi dan gagasan perubahan Anies menguap dan hilang begitu saja, sejumlah loyalis dan relawan  Anies Baswedan menginisiasi untuk mendirikan Partai Perubahan Indonesia. Inisiator Partai Perubahan Indonesia, Dr. Robi Nurhadi  mengungkapkan inisiasi ini untuk mewadahi potensi dukungan kepada Anies dan menjaga semangat perubahan tetap menyala.

“Karena yang harus hidup itu adalah agenda perubahannya, nilai-nilai perubahannya. Dan Pak Anies adalah tokoh perubahannya, tokoh penggagas perubahan. Kan yang menjadi fakta ada dua. Ada tokoh dan ada gerakan atau masyarakat yang menginginkan perubahan Indonesia menuju adil-makmur,” papar dosen Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini yang juga Koordinator Sahabat Anies Internasional (SAI), di Jakarta 29 April 2024.

Namun, seperti disampaikan Dr. Robi mendirikan partai adalah jalan panjang yang berliku untuk memperjuangkan Anies menjadi pemimpin nasional.  Dia mengatakan dirinya hanya sebagai inisiator dan berharap ada pihak yang menyambut inisiasinya ini.

Maka, ucapan Prof Didiek Rachbini,  menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah jalan singkat dan realistis untuk menjaga Anies tetap beredar hingga 2029 mendatang. Namun demikian, peringatan dan kekhawatiran  Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun juga patut dipertimbangkan. Karena,  meskipun Anies bisa lolos di pencalonan melalui jalur independen atau dukungan partai politik, tapi harus diingat, dalam politik Indonesia hari ini, yang menentukan pemenang itu bukan pemilih tapi panitia penyelenggara dan wasit yang memimpin pertandingan.  Kalau kalah, maka julukan petarung kelas berat yang disandang Anies akan melorot menjadi kelas menengah yang kalah.  Predikat itu, akan mendowngrade Anies Baswedan  sebagai petarung  yang tidak layak bertanding di kelas berat pada pilpres 2029.

Reputasi Anies selama memimpin Jakarta, membuatnya disegani kawan dan lawan. Anies telah mengkandaskan ambisi Menteri Luhut Binsar Panjaitan dan para taipan  pada proyek reklamasi teluk Jakarta. Anies juga  menutup tempat hiburan malam milik salah satu dari naga 9 dan lain-lain. Prestasinya mengelola Jakarta juga menjadi penghalang buat kader partai politik untuk tampil cemerlang.  Dari sisi ini, banyak yang ingin Anies agar tak ikut tanding pada pilpres 2029 mendatang.  Karena itu, menjadi Gubernur untuk kedua kalinya bisa jadi peluang atau justru jebakan untuk Anies Baswedan. (Aswan AS)

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic