Thephrase.id - Pengamat politik Iqbal Themi menilai adanya wacana Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diduetkan sebagai pasangan capres-cawapres untuk Pemilu 2024 dapat menjadi solusi konsolidasi nasional dan mengakhiri keterbelahan politik.
“Dari perspektif persatuan nasional, bisa mengakhiri keterbelahan politik yang saling berdiametral antara kelompok nasionalis dan Islam sejak Pilkada 2017, Pilpres 2019, hingga saat ini riak-riaknya masih terasa di akar rumput,” ucap Iqbal Themi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (23/8) dikutip Antaranews.
Direktur SCL Taktika Konsultan itu mengatakan jika duet Ganjar-Anies terealisasi, mereka akan mendapat dukungan oleh kelompok nasionalis dan religius. Sama halnya dengan capres usungan Partai Gerindra yang juga didukung parpol berhaluan nasionalis dan religius.
“Tidak ada lagi isu-isu yang mengancam keterbelahan, sebagai satu bangsa, yang menjadi alat saling serang antarlawan politik,” kata Iqbal Themi.
Diketahui sebelumnya wacana mengenai Ganjar yang akan diduetkan dengan Anies sebagai pasangan capres-cawapres dilontarkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan wacana duet Ganjar-Anies merupakan kewenangan Ketua Umum DPP PDIP Megawati dan telah meminta pandangannya terkait hal tersebut.
“Jadi itu disampaikan oleh Pak Said tetapi tadi saya juga meminta penjelasan Ibu ketua umum bahwa itu adalah ranah dari ibu ketua umum dan sampai saat ini belum diputuskan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo,” ucap Hasto kepada awak media di Yogyakarta, Selasa (22/8).
Hasto menyampaikan bahwa sosok yang akan dampingi Ganjar sebagai cawapres tidak hanya ditentukan oleh tingkat elektoral semata, namuin juga melihat kemampuan teknokratiknya.
Selain itu, pendamping Ganjar harus dapat dipastikan memiliki komitmen kuat terhadap keberagaman demi persatuan Indonesia.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyebut bahwa partai politik sejatinya belum menentukan keputusan akhir (final) terkait pilihannya pada Pemilu 2024.
“Masih mencari dinamika satu sama lain, jadi masih sangat mungkin terjadi pergeseran (capres dan cawapres) sampai pada saat nanti menjelang pendaftaran, baru ketahuan akan saling mengunci dan final,” tukas Syaikhu di Bali, Selasa (22/8).
Meskipun peluang duet itu ada, Syaikhu menegaskan bahwa sampai saat ini Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih solid dengan bakal capres pilihannya untuk Pilpres 2024 yaitu Anies Baswedan.
“Bagi kami di koalisi tiga partai pengusung Anies sampai hari ini insya allah masih solid. PKS, NasDem, dan Demokrat masih teguh untuk mengusung saudara Anies Baswedan,” tandasnya. (Rangga)