ThePhrase.id - Wakil Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Muhammad Qodari mendorong Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik, agar masyarakat memiliki kesempatan untuk memberi penilaian terhadap Anies untuk memilihnya atau tidak.
Hal tersebut disampaikan ketika Qodari menghadiri acara diskusi bertajuk Prospek Demokrasi Indonesia di Masa Kepemimpinan Prabowo Subianto di Jakarta, pada Selasa (12/11).
“Kalau saya termasuk sangat mendorong Mas Anies mendirikan partai. Kenapa? Ya biarkan nanti masyarakat yang akan memilih. Misalkan Mas Anies mendirikan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia gitu,” ucap Qodari, dikutip Kompas.com.
“Nanti kita lihat, apakah akan dipilih rakyat atau tidak gitu,” imbuhnya.
Menurutnya, partai-partai politik yang ada di Indonesia bebas untuk berkompetisi, karena hal itu merupakan tanda bahwa demokrasi berjalan dengan baik.
Ia memberikan contoh ketika Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, sempat dibuat gusar saat mantan Ketua Umum sekaligus pendiri PAN, Amien Rais mendirikan partai politik baru, yakni Partai Ummat.
Meskipun demikian, Qodari menegaskan bahwa pada akhirnya semua tergantung pada penilaian masyarakat untuk memilih pihak mana yang akan didukung.
“Jangan dikira Pak Zulkifli Hasan enggak takut loh waktu Pak Amien Rais mendirikan Partai Ummat. Deg-degan juga. Tapi kan akhirnya masyarakat yang memilih kan, apakah lebih percaya kepada Zulkifli Hasan dan PAN atau Amien Rais dan Partai Ummat,” paparnya.
Diketahui pada Minggu (10/11), relawan Anies Baswedan secara resmi mendeklarasikan Partai Perubahan. Salah seorang Relawan Anies, Robi Nurhadi, menyatakan deklarasi itu didukung oleh 1.300 relawan di seluruh Indonesia.
“Deklarasi ini menggaungkan berdirinya Partai Perubahan sebagai salah satu persyaratan untuk mendirikan partai,” ujar Robi.
Dalam deklarasi tersebut, turut dibahas Anies Baswedan yang akan menjadi calon presiden usungan partai, serta Gerakan Lima Pilar yang mencakup Partai Perubahan, Ormas Gerakan Perubahan, Koperasi Serasi, Yayasan Petranas, dan Pusat Kepemimpinan Perubahan Daerah atau PKPD.
Merespons hal tersebut, juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid mengungkapkan bahwa Anies Baswedan tidak terlibat baik sebelum maupun sesudah deklarasi partai tersebut digaungkan.
“Tidak ada pembicaraan dan belum ada pembicaraan setelah maupun sebelum deklarasi tersebut,” ungkap Sahrin kepada awak media pada Selasa (12/11).
Sahrin menjelaskan bahwa Anies bukanlah penggerak dari dibentuknya hingga dideklarasikannya Partai Perubahan, termasuk kegiatan-kegiatannya.
Ia juga menuturkan bahwa belum ada respons dari Anies terkait namanya yang disebut-sebut akan menjadi calon presiden usungan Partai Perubahan. (Rangga)