trending

Warga Korea Siap Jalani Regulasi Sulit untuk Atasi Perubahan Iklim

Penulis Nadira Sekar
Jan 26, 2022
Warga Korea Siap Jalani Regulasi Sulit untuk Atasi Perubahan Iklim
ThePhrase.id - Isu perubahan iklim kini telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan oleh warga Korea Selatan. Melansir Korean Herald, sembilan dari sepuluh warga Korea Selatan mengaku telah merasakan perubahan iklim secara nyata dan siap menjalani regulasi sulit untuk bantu atasi permasalahan tersebut.

Foto: Ilustrasi Korea Selatan (Photo by Ethan Brooke from Pexels)


Data tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga Research View dari 14-18 Desember 2021 atas permintaan Pusat Lingkungan dan Kesehatan Warga Asia. Berdasarkan survei yang memiliki margin kesalahan plus atau minus 3,1 poin persentase dengan tingkat kepercayaan 95 persen ini, sebanyak 74,4 persen responden mengatakan akan melakukan perubahan dengan mengganti kendaraan dengan kendaraan listrik atau hidrogen. Sedangkan 58,2 persen mengatakan akan memulai pola diet vegetarian dan menggunakan sepeda untuk perjalanan.

Menurut Administrasi Meteorologi Korea, suhu rata-rata di Korea Selatan untuk tahun 2021 adalah 13,3 derajat Celcius, menjadikannya tahun terpanas kedua sejak data dimulai pada tahun 1973. Suhu tertinggi ini mengikuti suhu tertinggi sebelumnya sebesar 13,4 derajat yang ditetapkan pada tahun 2016.

Berdasarkan wilayah, tahun terpanas tercatat di wilayah Seoul, Incheon, Provinsi Gyeonggi, Daejeon, Sejong, Provinsi Chungcheong Selatan, Busan, Ulsan, Provinsi Gyeongsang Selatan, Provinsi Gyeongsang Utara, Provinsi Jeolla Utara, Gwangju, Provinsi Jeolla Selatan, dan Jeju.

Suhu rata-rata keseluruhan untuk Korea Selatan adalah 0,8 derajat lebih tinggi dari angka rata-rata dari tahun 1990 hingga 2020. Suhu rata-rata tiap bulan tahun 2021 lebih tinggi dari rata-rata bulanan selama 30 tahun sebelumnya.
Aksi Pemerintah

Foto: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (twitter.com/thebluehouseENG)


Menanggapi perubahan iklim, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in berjanji bahwa negaranya yang bergantung pada bahan bakar fosil dan Uni Emirat Arab yang kaya minyak akan bersama-sama memperluas investasi dalam energi terbarukan.

Selama kunjungan ke UEA, Presiden Moon Jae-in menegaskan kembali komitmen Seoul untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Seoul juga akan memangkas emisi metana dan meningkatkan energi terbarukan karena negara tersebut — yang dikenal sebagai salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di Asia — berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk memerangi perubahan iklim.

Selain itu, Seoul juga menungkap bahwa pihaknya akan melakukan renovasi terhadap gedung-gedung lama dan menjadikannya gedung low-carbon. Seoul juga berkomitmen untuk meningkatkan proporsi kendaraan listrik hingga 2026.

Pemerintah kota Seoul berencana untuk menginvestasikan total 10 triliun won dalam berbagai proyek untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tahunan menjadi 35 juta ton pada tahun 2026, turun 30 persen dari tahun 2005.

Mulai tahun ini, pemerintah kota akan membantu dalam konversi 1 juta bangunan tua menjadi struktur rendah karbon, hemat energi yang menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca. Pemerintah kota juga mengharuskan bangunan seluas 100.000 meter persegi atau lebih untuk dirancang sebagai bangunan nol energi (ZEB), yang menghasilkan sebagian besar energinya sendiri.

Pemerintah kota juga akan menyediakan hingga 400.000 mobil listrik dan 220.000 stasiun pengisian EV di seluruh kota pada tahun 2026 untuk meminimalkan emisi karbon dari kendaraan. Ini berarti mobil listrik akan digunakan untuk menggantikan 10% dari semua kendaraan, termasuk 50% bus dan 20% taksi. [nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic