trending

WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global

Penulis Nadira Sekar
Jul 26, 2022
WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global
ThePhrase.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengambil langkah luar biasa dengan mendeklarasikan keadaan darurat global akibat penyebaran cacar monyet atau monkeypox. Dalam beberapa minggu belakangan, cacar monyet telah menyebar ke puluhan negara dan menginfeksi puluhan ribu orang.

Foto: twitter.com/DrTedros


Direktur Jenderal (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menolak panel penasihat yang tidak dapat mencapai konsensus, dan menyatakan ‘darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,’ sebuah pernyataan yang saat ini hanya digunakan WHO untuk dua penyakit lain, Covid-19 dan polio.

“Ada wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat melalui model penularan baru, yang kami pahami terlalu sedikit, dan yang memenuhi kriteria untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat,” kata Tedros, Sabtu (23/7),

Tampaknya ini adalah pertama kalinya direktur jenderal menolak penasihatnya untuk menyatakan keadaan darurat.

Deklarasi WHO menandakan risiko kesehatan masyarakat yang memerlukan tanggapan internasional yang terkoordinasi. Dengan status darurat kesehatan global tersebut dapat mengarahkan negara-negara anggota untuk menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam mengendalikan wabah. Status darurat juga dapat menarik lebih banyak dana untuk tanggapan, dan mendorong negara-negara untuk berbagi vaksin, perawatan, dan sumber daya utama lainnya untuk mengatasi wabah tersebut.
Tak Bisa Sepakat

Deklarasi darurat kesehatan global untuk cacar monyet adalah kedaruratan kesehatan masyarakat ketujuh sejak 2007; pandemi Covid, tentu saja, adalah yang paling baru. Beberapa pakar kesehatan global telah mengkritik kriteria WHO untuk menyatakan keadaan darurat karena dinilai tidak terbuka dan  tidak konsisten.

Pada pertemuan di bulan Juni, penasihat WHOmenyimpulkan bahwa meskipun cacar monyet adalah ancaman yang berkembang, itu belum menjadi keadaan darurat internasional. Anggota komite ahli yang bertemu pada hari Kamis untuk membahas rekomendasi terbagi dengan sembilan anggota menentang dan enam mendukung deklarasi tersebut, mendorong Tedros sendiri untuk memecahnya.

“Proses ini menunjukkan sekali lagi bahwa ini perlu diasah agar lebih efektif,” tambahnya, merujuk pada pertimbangan WHO.

Cacar monyet telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun di beberapa negara Afrika, tetapi dalam beberapa minggu terakhir virus ini telah menyebar ke seluruh dunia. Sekitar 75 negara telah melaporkan setidaknya 16.000 kasus sejauh ini, kira-kira lima kali lipat jumlah ketika penasihat WHO. bertemu pada bulan Juni.

Hampir semua infeksi di luar Afrika terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria. Wabah ini telah menginfeksi banyak orang di kalangan LGBT, yang menuduh bahwa cacar monyet belum mendapat perhatian yang layak, seperti yang terjadi pada hari-hari awal HIV epidemi.

Deklarasi WHO adalah “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” kata Boghuma Titanji, seorang dokter penyakit menular di Emory University di Atlanta.

Tetapi dengan penundaan itu, “orang dapat berargumen bahwa respons secara global terus mengalami kekurangan koordinasi dengan masing-masing negara yang bekerja dengan kecepatan yang sangat berbeda untuk mengatasi masalah tersebut.”
Belum Ada di Indonesia

Menanggapi pernyataan WHO, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. Meski demikian, Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia.

“Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia,” ujar Mohammad Syahril.

Kemenkes juga menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit. Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO, khususnya mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium. [nadira]

Tags Terkait

-
 
Related News
Popular News
 

News Topic