ThePhrase.id - Banyak kegiatan seni yang dapat dilakukan di Jakarta salah satunya di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua. Destinasi ini cocok bagi yang ingin menghabiskan akhir pekan mempelajari seni rupa dan langsung mencoba membuat keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua Jakarta merupakan salah satu bangunan bersejarah yang sudah berdiri sejak tahun 1870 jauh sebelum Indonesia merdeka. Berlokasi di Jl. Pos Kota No. 2, Kota Jakarta Barat dan masih berada dalam kawasan wisata Kota Tua, menjadikan museum tersebut salah satu destinasi yang diminati.
Kelas pembuatan gerabah atau yang sering disebuh pottery class ini kian menjamur dan diminati oleh anak muda. Di Museum Seni Rupa dan Keramik ini, menyediakan kelas pembuatan gerabah sehingga pengunjung dapat belajar membuat keramik dengan pelatih andal yang akan memandu dari awal sampai akhir.
Tak perlu membayar mahal, untuk mengikuti workshop ini hanya perlu membayar Rp50.000 per orang untuk sesi sekitar 30 menit. Cara mendaftarnya, pengunjung cukup datang ke ruang koperasi. Sebelum datang tentunya terdapat tiket masuk museum seharga Rp5.000 saja.
Setelah itu, pengunjung akan mendapatkan nomor antrian, karena satu sesi hanya dapat diisi dengan 6 orang saja, sehingga kerap ada antrian terutama pada akhir pekan.
Kelas pottery di sini menawarkan dua macam teknik, yaitu roda putar dan pilin dengan menggunakan bahan dasar tanah liat.
Perbedaan dari dua teknik tersebut adalah teknik roda putar menggunakan alat pemutar gerabah lalu dibentuk dengan tangan. Sedangkan teknik pilin merupakan teknik membentuk gerabah dengan dibuat seperti pipa yang kemudian dibentuk.
Untuk sesi yang dapat diisi 6 orang berlaku untuk teknik roda karena keterbatasan alat, kelas pottery dengan teknik pilin dapat diikuti hingga 50 orang dengan harga Rp40.000 per orang. Pengunjung dapat bebas berkreasi dengan tanah liat ini dan dapat dibentuk menjadi berbagai macam alat seperti piring, mangkuk ataupun gelas.
Sejarah Museum
Sebelumnya, gedung ini merupakan Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), lalu menjadi asrama militer saat penjajahan Jepang. Kemudian, pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta.
Gedung ini resmi menjadi Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto pada tahun 1979. Lalu pada tahun 1977 terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Setelah itu mulai dari tahun 1990 hingga sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik yang menawarkan beberapa kegiatan seru selain melihat sejarah dan koleksi seni rupanya.
Kini museum ini memiliki lebih dari 500 koleksi seni rupa yang terdiri dari berbagai media, mulai dari batik, grafis, totem kayu, ketsa hingga patung. Koleksi keramiknya juga beragam mulai dari keramik asing dan lokal yang berumur ratusan tahun. [Syifaa]