lifestyleRelationship

Zero to Hero Syndrome, Ketika Kamu Ditinggal Setelah Berjuang Bersama

Penulis Nadira Sekar
Jul 13, 2025
Foto: Ilustrasi Zero to Syndrome (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Zero to Syndrome (freepik.com)

ThePhrase.id - Belakangan ini, istilah Zero to Hero Syndrome ramai dibicarakan sebagai bagian dari dinamika hubungan modern. Istilah ini menggambarkan fenomena yang mungkin terasa dekat bagi banyak orang, terutama mereka yang pernah mendampingi pasangan dari titik nol.

Tapi, apa sebenarnya Zero to Hero Syndrome? Dan mengapa hal ini bisa terjadi?

Fenomena ini merujuk pada kondisi saat seseorang (umumnya perempuan) mendukung penuh pasangannya yang masih merintis karier atau belum mapan secara finansial. Mereka tak hanya hadir sebagai penyemangat, tetapi juga sebagai sandaran emosional, bahkan penopang finansial. Namun ironisnya, saat pasangannya sudah "naik kelas" dan sukses, mereka justru disingkirkan.

Mengapa Fenomena Ini Terjadi?

Dilansir dari inibaru.id, salah satu penyebab utama adalah perubahan identitas dan kepercayaan diri setelah seseorang mencapai kesuksesan. Ada dorongan untuk “memulai hidup baru,” termasuk mencari pasangan yang dianggap lebih sepadan dengan status sosial yang kini dimiliki.

Selain itu, ada perbedaan ekspektasi yang kerap tak disadari sejak awal. Pihak yang setia mendampingi sering kali berharap ada komitmen jangka panjang sebagai “balasan” atas pengorbanan mereka. Namun di sisi lain, pasangan yang mereka dukung bisa jadi hanya melihat proses itu sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Faktor budaya pun ikut memengaruhi. Menurut psikolog klinis Adelia Octavia Siswoyo dan Melisa, M.Psi., seperti dikutip dari kompas.com, budaya patriarki menempatkan laki-laki pada posisi dominan yang "harus lebih" dari pasangannya, sementara perempuan dianggap baik jika rela berkorban. Narasi ini sering membuat perempuan mengabaikan harga dirinya demi menjaga hubungan.

Bagaimana Menghadapinya?

Bagi kamu yang saat ini sedang mendampingi pasangan dari nol, penting untuk membangun hubungan dengan pondasi yang sehat, termasuk komunikasi terbuka, penghargaan setara, dan kemandirian masing-masing.

Psikolog Melisa, M.Psi., juga menekankan pentingnya kejelasan arah dalam hubungan. Ia menyarankan agar perempuan memahami lebih dulu ke mana hubungan ini akan dibawa, dan apa langkah konkret yang perlu dilakukan bersama untuk mencapai tujuan tersebut.

“Perempuan juga harus tahu hubungannya mau dibawa seperti apa dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencapai ke target hubungan tersebut,” ucap Melisa.

Melansir parapuan.co, jika kamu sudah terlanjur mengalami Zero to Hero Syndrome, penting untuk memahami bahwa tidak ada yang salah denganmu. Perasaan tidak layak yang muncul adalah reaksi alamiah, namun keputusan seseorang untuk meninggalkanmu lebih menggambarkan karakter mereka, bukan nilai dirimu. Kesuksesan seharusnya tidak menjadi alasan untuk meninggalkan seseorang yang telah mendampingi sejak awal. Jika itu terjadi, bukan berarti cintamu kurang, melainkan mereka yang gagal menghargainya.

Kini, saatnya kamu kembali menata hidup. Kembalilah pada hal-hal yang membuatmu merasa utuh, baik itu karier, bakat, atau impian yang dulu sempat kamu tunda demi orang lain. Seiring waktu, kepercayaan dirimu akan tumbuh kembali, dan luka itu perlahan akan sembuh. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic