trending

119,5 Juta Warga Diprediksi Lakukan Pergerakan pada Nataru 2025/2026, Ini Tanggal Puncak Arus Mudik dan Arus Balik

Penulis Rahma K
Dec 16, 2025
Ilustrasi jalan tol. (Foto: jasamarga.com)
Ilustrasi jalan tol. (Foto: jasamarga.com)

ThePhrase.id – Menjelang momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026), tak sedikit masyarakat yang bersiap untuk melakukan perjalanan mudik atau untuk berlibur. Kepolisian memprediksi pergerakan pada Nataru 2025/2026 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetya menyampaikan prediksi peningkatan signifikan ini usai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral Kesiapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 pada Senin (15/12).

"Berdasarkan hasil analisis, jumlah pergerakan masyarakat pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang atau meningkat sekitar 7,9 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Wakapolri, dikutip dari laman resmi Korlantas Polri.

Dari angka tersebut, sebanyak 2,9 juta kendaraan diperkirakan akan keluar dari Jakarta menuju Sumatra, Trans Jawa, dan Bandung. Sedangkan pada arus balik, prediksi kendaraan yang akan kembali sekitar 2,8 juta kendaraan.

Sementara itu, puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada tanggal 20 dan 24 Desember 2025. Sedangkan puncak arus balik diperkirakan akan berlangsung pada 28 Desember 2025 dan 4 Januari 2026.

"Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada tanggal 20 dan 24 Desember 2025, sementara puncak arus balik pada 28 Desember 2025 dan 4 Januari 2026," bebernya.

Untuk mengantisipasi lonjakan ini, Polri bekerja sama dengan TNI dan kementerian lembaga terkait akan melakukan Operasi Lilin 2025 selama 14 hari, terhitung mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.

Operasi Lilin ini melibatkan 146.701 personel gabungan yang terdiri dari 77.637 personel Polri, 13.775 personel TNI, dan 55.289 personel dari instansi terkait lainnya. Polri juga mempersiapkan 2.903 posko yang terdiri dari pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu.

Di sisi lain, skema rekayasa lalu lintas seperti ganjil genap, contraflow, dan one way juga dipersiapkan untuk mengantisipasi tingginya arus lalu lintas ini. Apabila rekayasa ini diterapkan, maka sosialisasi secara masif akan dilakukan agar masyarakat mengetahui informasi terkini.

Kakorlantas Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho memperjelas bahwa pengendalian arus tol akan dipantau secara berkala dan apabila terdeteksi peningkatan arus, maka akan diterapkan rekayasa bertahap.

"Pengendalian arus di jalan tol dipantau secara jam per jam melalui sistem radar Jasa Marga. Jika terjadi bangkitan arus, akan diterapkan contraflow satu lajur, dan apabila kepadatan tinggi terjadi secara berkelanjutan, contraflow dapat ditingkatkan menjadi dua lajur," ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa rekayasa lalu lintas ini nantinya tidak hanya akan diberlakukan di jalan tol, tetapi juga di jalur arteri.

Karena cuaca yang tak menentu, adanya prediksi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, serta potensi terjadinya bencana alam, Wakapolri juga mengatakan jajarannya akan meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat koordinasi dengan berbagai instansi terkait.

Terakhir, Polri juga mengoptimalkan layanan pengaduan masyarakat selama Operasi Lilin berlangsung, yakni melalui Hotline 110. Masyarakat dapat melakukan pengaduan dan pelaporan apabila terjadi gangguan keamanan ataupun kemacetan lalu lintas. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic