ThePhrase.id – Di berbagai belahan dunia, banyak orang yang mendedikasikan dirinya untuk melakukan konservasi satwa liar dan juga satwa yang hampir punah. Beberapa di antaranya bahkan melakukannya di negara yang bukan tempatnya berasal.
Ini dia 3 sosok inspiratif yang mendedikasikan diri mereka pada lingkungan dan hewan dari berbagai negara di dunia:
1. Biruté Galdikas
Dr. Biruté Galdikas. (Foto: orangutan.org)
Biruté Galdikas adalah seorang ahli primatologi, aktivis pelestarian alam, dan seorang penulis terkait ancaman kepunahan orangutan di Kalimantan. Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang memperkenalkan orangutan ke masyarakat dunia.
Sejak duduk di bangku kelas 2 SD ia telah bertekad untuk menjadi seorang penjelajah karena melihat sebuah buku anak-anak yang berjudul Curious George dan mengisahkan tentang seekor monyet bernama Geogre.
Mengikuti passionnya pada satwa, ia mengambil kuliah S1 pada jurusan psikologi dan ilmu hewan (zoology). Untuk memperdalam ilmunya, ia melanjutkan studinya di universitas yang sama, yaitu Univesity of California at Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat (AS) pada jurusan antropologi.
Pada studi magisternya tersebut ia bertemu dengan seorang antropolog bernama Louis Leakey. Galdikas kemudian membeberkan keinginannya untuk melakukan studi terhadap orangutan, yang pada tahun 1960-an belum populer, di tanah Borneo atau Kalimantan, Indonesia atau pada habitat aslinya.
Dr. Biruté Galdikas. (Foto: Wikipedia/Simon Fraser University)
Keinginannya tampak mustahil pada awalnya, karena primata tersebut susah untuk dipahami dan hidupnya di rawa-rawa yang dalam. Ditambah lagi geografis Kalimantan yang penuh dengan hutan belantara, membuat keinginan penelitiannya dianggap sangat sukar.
Tetapi ia tak menyerah. Louis Leakey akhirnya membiayai perjalanan Galdikas dan ia berangkat ke Tanjung Puting, Kalimantan pada tahun 1971. Ia mendirikan 'Camp Leakey' sebagai kamp tempat tinggalnya sekaligus tempat penelitian ekologi dan perilaku orangutan di sana.
Setelah 40 tahun mendedikasikan diri di Tanjung Puting untuk meneliti orangutan, ia merupakan orang yang telah melakukan studi berkelanjutan terkait mamalia liar terlama di dunia.
Galdikas juga mendirikan Orangutan Foundation International (OFI) pada tahun 1986 yang berbasis di Los Angeles, AS. Ia juga telah beberapa kali menjadi cover majalah National Geographic, menulis berbagai penelitian terkait orangutan yang belum pernah ada sebelumnya, dan memenangkan berbagai penghargaan lingkungan, termasuk Kalpataru dari pemerintah Indonesia. Galdikas merupakan WNA dan perempuan pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut di tahun 1997.
2. Hans Cosmas Ngoteya
Hans Cosmas Ngoteya. (Foto: twitter/HansCosmas)
Hans Cosmas Ngoteya adalah seorang fotografer dan konservasionis yang berasal dari Tanzania, Afrika Timur. Kota tempatnya tumbuh besar, yakni Arusha merupakan kota yang dekat dengan dataran Serengeti dan Taman Nasional Kilimanjaro, tempat di mana wildlife atau kehidupan satwa liar sabana, Afrika berada.
Dengan begitu, pariwisata merupakan penggerak ekonomi utama pada daerah tempat tinggalnya. Hans kecil pun bercita-cita untuk menajadi seorang pemandu wisata atau seorang ranger (penjaga taman). Maka dari itu, ia mengambil studi diploma jurusan Wildlife Management di College of African Wildlife Management (CAWM) di Tanzania.
Namun, ia kemudian melihat peluang yang lebih besar dari sekadar menjadi pemandu wisata atau ranger. Ia ingin menjadi seseorang yang mengajarkan orang lain tentang pentingnya konservasi dan melestarikan alam liar beserta isinya.
Hans Cosmas Ngoteya. (Foto: hanscosmasngoteya.com)
Tujuan yang ingin ia capai adalah membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga alam dan meninggalkan kegiatan yang berbahaya bagi lingkungan, serta mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada sumber daya alam.
Tujuan itu ia bangun karena dengan begitu, manusia dapat hidup berdampingan dengan alam dan satwa liar, seperti yang ia lakukan sejak kecil. Untuk menjalankan misinya tersebut, ia mendirikan Tanzania Wildlife Media Association (TaWiMA).
Ia juga mendirikan sebuah perusahaan konservasi bernama Landscape and Conservation Mentors Organization (LCMO). Organisasi yang berfokus pada mempromosikan, mendukung, dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat melalui praktik lingkungan berkelanjutan.
3. Malaika Vaz
Malaika Vaz bersama pari manta. (Foto: instagram/malaikavaz)
Malaika Vaz adalah seorang presenter dan sutradara sekaligus seorang explorer yang berasal dari Goa, India. Pekerjaannya berfokus pada menceritakan tentang satwa liar yang terancam punah dan menyelidiki perdagangan satwa liar ilegal secara global. Ia bekerja untuk BBC, National Georaphic Wild, Discovery Channel, dan Al Jazeera.
Bukan hanya melakukan liputan terkait satwa liar, tetapi Malaika juga melakukan aksi untuk menyelamatkan lingkungan. Salah satu yang paling populer adalah penyelidikan tentang perdagangan ilegal ikan pari manta. Pari manta itu sendiri merupakan sebuah satwa cantik yang ingin ditemui banyak penyelam saat menjelajahi laut.
Namun, pari manta ini banyak diburu di berbagai dunia, terutama di Asia Tenggara. Untuk itu, Malaika bersama salah satu rekan krunya melakukan penyelidikan secara diam-diam dan merahasiakan identitasnya. Penyelidikannya tersebut berbuah sebuah film dokumenter panjang yang dapat menjadi sumber informasi pihak berwajib untuk menangani perdagangan ilegal tersebut.
Malaika Vaz bersama pari manta. (Foto: instagram/malaikavaz)
Ia juga membuat serial dokumenter mengenai kucing besar India yang berada pada ambang kepunahan. Sebagai seorang presenter, tujuannya adalah untuk mengedukasi publik agar turut menjaga satwa-satwa liar ini dan agar dapat hidup berdampingan dengan manusia.
Ketiga tokoh hebat ini telah menunjukkan pada dunia aksi nyata dalam menyelamatkan satwa liar. Tak peduli dari mana tempat mereka berasal, mereka menyelamatkan dan mengkonservasi satwa liar yang berada di berbagai penjuru dunia. [rk]