leader

Adam Malik, Pejuang Kemerdekaan, Pendiri ASEAN

Penulis Rahma K
Dec 30, 2021
Adam Malik, Pejuang Kemerdekaan, Pendiri ASEAN
ThePhrase.id – Adam Malik adalah seorang politisi yang juga merupakan Wakil Presiden ketiga (1978-1983). Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (1977-1978), Menteri Luar Negeri Indonesia (1966-1978), dan Menteri Perdagangan Indonesia (1963-1964). Selain itu, ia juga pernah berprofesi sebagai jurnalis.

Adam Malik. (Foto: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia)

Adam Malik Kecil


Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 22 Juli 1917, Adam Malik Batubara adalah anak ketiga dari Abdul Malik Batubara dan Salama Lubis. Sang ayah adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar.

Latar belakang pendidikannya hanyalah sebatas lulusan sekolah dasar. Ia merupakan lulusan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang setara dengan sekolah dasar dengan pendidikan sekarang. Sekolah ini diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia yang berasal dari golongan bangsawan, tokoh terkemuka, atau pegawai negeri.

Selulusnya dari HIS, Adam merantau ke Bukittinggi untuk melanjutkan studi di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek. Tetapi, baru satu setengah tahun bersekolah di sana, Adam lebih memilih untuk kembali ke kampung membantu kedua orang tuanya berdagang.

Kala itu, keadaan Indonesia masih dalam jajahan Belada. Sebagai pemuda, Adam memiliki keinginan untuk maju dan berbakti pada bangsa. Tekad tersebutlah yang membawanya merantau ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Adam memulai kariernya sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan.

Pelopor dan Pendiri Kantor Berita Antara


Adam Malik. (Foto: Dok/muspen.kominfo.go.id)


Ia merupakan salah satu pendiri Kantor Berita Antara, yang saat ini menjadi kantor berita milik pemerintah. Ia mendirikan Antara pada tahun 1937 bersama pemuda lainnya, yakni A.M. Sipahoetar, Soemanang, dan Pandu Kartawiguna. Dengan minimalis, ia menjabat sebagai Redaktur dan merangkap Wakil Direktur.

Dengan modal meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, para pemuda tersebut menyebarkan berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelum mempelopori Antara, Adam juga telah menjadi jurnalis di Koran Perita Andalas dan Majalah Partindo.

Kiprah di Dunia Politik


Sebelum mendirikan Antara dan sebelum merantau ke Jakarta, ia sudah dipercaya  memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan di tahun 1934-1935. Kemudian di tahun 1940-1941 ia menjadi salah satu anggota Dewan Pimpinan Gerakan Raykat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.

Hal tersebut membawanya menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda di tahun 1945 dalam rangka mempersiapkan kemerdakaan Indonesia. Untuk itu, Adam juga merupakan salah satu tokoh pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Adam ketika dilantik sebagai Wakil Presiden di Gedung DPR/MPR RI. (Foto: Wikipedia/Deppen dan Ipphos)


Setelah merdeka, Adam mewakili kelompok pemuda sebagai pimpinan Komite Van Aksi terpilih menjadi Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947). Tugasnya adalah menyiapkan susunan pemerintahan pasca kemerdekaan.

Adam makin aktif di dunia politik. Ia mendirikan Partai Rakyat dan Partai Murba, sekaligus menjadi anggota. Di tahun 1945-1946 ia juga menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta.

Tak hanya di kancah nasional, ia juga berkiprah di kancah internasional. Adam diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Soviet dan Polandia. Di tahun 1962, ia menjadi ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat (AS).

Adam saat berbicara di mimbar PBB (1966). (Foto: Wikipedia/Deppen dan Ipphos)


Nama Adam Malik makin dikenal ketika ia mempelopori terbentuknya ASEAN di tahun 1967 ketika sedang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu). Bersama Menlu negara-negara ASEAN lain, Adam membangun ASEAN. Ia juga dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York, AS. Dengan menjadi ketua sidang lembaga tertinggi dunia tersebut, Adam menjadi orang Asia kedua yang memimpin sidang tersebut.

Karena namanya makin naik dan makin dipercaya berbagai pihak, Adam terpilih menjadi Ketua DPR di tahun 1977. Baru satu tahun menjabat sebagai Ketua DPR, ia kemudian dipilih pada Sidang Umum MPR 1978 untuk menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang tidak ingin dicalonkan lagi setelah masa jabatannya selesai.

Adam Malik wafat pada 5 September 1984 di Bandung, Jawa Barat. Ia wafat karena penyakit liver pada usia 67 tahun. Atas jasa patriotismenya dalam membantu kemerdekaan Indonesia dan berbagai jasanya bagi Indonesia, Adam Malik ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1998, berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic