leader

Ali Sadikin, Gubernur yang Ubah Jakarta Jadi Kota Metropolitan

Penulis Rahma K
Jun 22, 2022
Ali Sadikin, Gubernur yang Ubah Jakarta Jadi Kota Metropolitan
ThePhrase.id – Pada tanggal 22 Juni 2022 ini, DKI Jakarta merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-495. Ibu Kota negara ini telah melalui berbagai pengembangan dan pembangunan hingga seperti saat ini. Salah satu Gubernur yang berkontribusi dalam membawa Jakarta menjadi kota metropolitan adalah Ali Sadikin.

Ali Sadikin adalah Gubernur DKI Jakarta ke-7 yang menjabat selama dua periode, yakni sejak 28 April 1966 hingga 14 Februari 1972, dan 14 Februari 1972 hingga 11 Juli 1977. Ia ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Soekarno dan menjabat hingga masa kepresidenan Soeharto.

Bukan berasal dari sebuah partai, Ali adalah gubernur yang berasal dari kalangan militer. Ia memulai pendidikan awalnya pada Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) Semarang di tahun 1945. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan kemaritimannya di US Marine Corps School, Amerika Serikat.

Ali Sadikin. (Foto: Wikipedia)


Sebelum menjabat sebagai gubernur, pria kelahiran 7 Juli 1926 ini pernah menjabat sebagai Deputi II Panglima Angkatan Laut sejak tahun 1959 hingga 1963. Setelah itu Ali menjabat sebagai Menteri Perhubungan Laut, Kabinet Kerja IV (1963-1964), dan menduduki posisi Menko Kompartimen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan (1964-1966).

Ali yang terus berkarier di bidang kemaritiman pada awalnya sempat bertanya-tanya mengapa Soekarno menunjuknya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ternyata, alasannya adalah watak Ali yang keras dan ditakuti orang lain.

"Kata Bung Karno, 'Ada sesuatu yang ditakuti dari Ali Sadikin. Ali Sadikin itu orang yang keras. Saya kira dalam hal mengurus kota Jakarta Raya ini, baik juga een beetje koppigheid (sedikit keras kepala)," ujar Ali menirukan Soekarno, dilansir dari Kompas yang mengutip buku "Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977" karya Ramadhan KH.

Ali Sadikin. (Foto: tamanismailmarzuki.co.id/sejarah-tim)


Kala itu di Jakarta, banyak orang yang membuang sampah sembarangan, banyak sampah, selokan buntu, dan lain-lain. Soekarno yang tidak suka melihat hal yang berkaitan dengan sampah menugaskan Ali untuk membenahi Jakarta. Ini juga dikarenakan Soekarno mengerti bahwa Ali paham urusan laut dan pelabuhan.

Dengan watak yang keras tersebut, Ali yang lebih akrab dipanggil Bang Ali ini membawa Jakarta menjadi kota metropolitan yang modern. Ia melakukan banyak proyek pembangunan besar-besaran seperti mendirikan Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, kota satelit Pluit di Jakarta Utara, hingga pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet.

Melihat nama-nama pembangunan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak dari objek wisata atau destinasi wisata khas Jakarta yang masih berdiri hingga hari ini dibangun saat masa kepemimpinannya dan diinisiasi olehnya.

Namun, tak berhenti di situ, ia juga menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau yang kini lebih dikenal dengan nama Jakarta Fair sebagai sarana hiburan dan promosi dagang industri barang dan jasa dari seluruh Indonesia.

Ali Sadikin. (Foto: Wikipedia)


PRJ yang diselenggarakan setiap menjelang dan di hari ulang tahun Jakarta ini masih secara tahunan dilaksanakan hingga saat ini dan menjadi salah satu acara yang dinanti-nanti warga Jakarta setiap tahunnya.

Dari aspek budaya, meksipun ia bukanlah orang Betawi asli, melainkan berasal dari Sumedang, Jawa Barat, Bang Ali tetap memperhatikan aspek budaya Betawi. Caranya adalah dengan menghidupkan kembali budaya-budaya Betawi seperti kerak telor, ondel-ondel, lenong, dan topeng betawi.

Setelah penghidupan kembali ini, kerak telor menjadi diminati oleh lebih banyak orang, pertunjukan ondel-ondel dan topeng betawi kembali lagi hidup, terutama di pesta rakyat setiap tahunnya.

Pada segmen transportasi, sebelum Bang Ali menjabat sebagai gubernur, banyak dari warga Jakarta yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan seenaknya dalam berkendara. Namun, Ali dapat mengatasi masalah transportasi dengan memperbaiki sarana transportasi di Jakarta, mendatangkan banyak bus kota, menata trayek, hingga membangun halte bus yang nyaman.

Ali Sadikin. (Foto: Kompas/JB Suratno)


Namun, Bang Ali juga memiliki kebijakan yang menjadi kontroversi. Kebijakan tersebut adalah mengembangkan hiburan malam dengan berbagai klab malam, mengizinkan dilakukannya perjudian dan lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak, tetapi dengan memungut pajaknya untuk membangun Jakarta.

Meski banyak ditentang, Bang Ali tetap maju dengan kebijakannya demi memajukan Jakarta yang kala itu 'bobrok' baik secara fisik maupun warganya. Dampak finansialnya sangat terasa dengan makin pesatnya pembangunan kota Jakarta.

Jakarta memang kemudian berkembang menjadi kota metropolitan yang modern. Tetapi, masalah baru lahir, yaitu ketimpangan sosial dan kemiskinan. Ali Sadikin sebagai pribadi yang sensitif terhadap rakyat dan kebutuhan rakyatnya mengetahui hal ini dan melakukan kebijakan yang membantu mengatasi masalah tersebut, yakni kebijakan pada bidang pendidikan. Tujuannya agar terciptanya kesetaraan dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan secara gratis. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic