leader

Ali Sastroamidjojo, Tokoh Penting dalam Konferensi Asia Afrika

Penulis Rahma K
Apr 18, 2022
Ali Sastroamidjojo, Tokoh Penting dalam Konferensi Asia Afrika
ThePhrase.id – Tanggal 18 April diperingati sebagai hari Konferensi Asia Afrika. Tokoh penting dari Indonesia yang berjasa dalam terselenggaranya konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika ini adalah Ali Sastroamidjojo.

Reden Ali Sastroamidjojo atau yang lebih dikenal dengan Ali Sastroamidjojo adalah seorang politisi yang menjabat sebagai perdana menteri Indonesia kedelapan dan kesepuluh dari tahun 1953 hingga 1955 dan dari tahun 1956 hingga 1957.

Ia juga menjabat sebagai Permanent Representative atau perwakilan tetap Indonesia untuk Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dari tahun 1957 hingga 1960. Ali juga pernah menjadi duta besar Indonesia untuk berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Lahir di Grabag, Magelang pada 21 Mei 1903, Ali berasal dari keluarga bangsawan Kabupaten Magelang yang masuk dalam golongan priyayi. Masa kecilnya ia habiskan bermain dengan teman-teman dari kalangan keluarga petani. Namun, kedua orang tuanya ingin Ali tumbuh di lingkungan yang layak, maka dari itu keluarganya pindah ke kota lain.

Ali Sastroamidjojo. (Foto: Wikipedia/"Pidato Presiden Pd. Resepsi Kongres PNI Ke-IX" Nasional. 28 July 1960. Page 3.)


Ali kemudian dikirim ke Eropa untuk mendapatkan pendidikan. Seperti kebanyakan anak dari bangsawan lain, ia dikirim ke Belanda, lebih tepatnya di Queen Wilhelmina School. Ia kemudian melanjutkan studi pada bidang hukum di Universitas Leiden, Belanda. Pada universitas tersebut ia juga menerima gelar Meester in de Rechten atau sarjana hukum pada tahun 1927.

Selama mengenyam pendidikan, Ali aktif dalam kegiatan organisasi. Beberapa di antaranya adalah seperti organisasi Jong Java dari tahun 1918 hingga 1922 dan Perhimpoenan Indonesia (PI) dari tahun 1923 hingga 1928.

Setelah lulus dan kembali ke Indonesia, Ali bersama dengan Soejoedi membuka kantor pengacara dan menerbitkan majalah Djanget di Surakarta bersama Soekiman. Setelah itu, ia mulai berpolitik pada Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno. Setelah PNI dibubarkan oleh Sartono, ia masuk partai lain yaitu Gerindo dan kembali ke PNI pasca kemerdekaan Indonesia.

Usai Perang Dunia II, Ali menjadi Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Syarifuddin (1947), Kabinet Hatta (1948) dan menjadi Wakil Ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda (1948). Ali juga menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar.

Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, barulah Ali diangkat sebagai Duta Besar AS, Kanada, dan Meksiko. Ia juga diangkat sebagai ketua umum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955.

Ali Sastroamidjojo (kiri). (Foto: Wikipedia)


Konferensi Asia Afrika sendiri merupakan konferensi yang dilakukan oleh negara-negara Asia dan Afrika yang bertujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika, serta melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara-negara imperialis lainnya.

Ali merupakan salah satu pelopor bersama Mohammad Ali Bogra dari Pakistan, Jawaharlal Nehru dari India, Sir John Kotelawala dari Sri Lanka, dan U Nu dari Myanmar. Pada 23 Agustus 1953, Ali mengusulkan perlunya kerja sama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.

Menindaklanjuti usulan tersebut, berlangsunglah Persidangan Kolombo di Sri Lanka pada April-Mei 1954. Perwakilan Indonesia memberikan usulan diadakannya Konferensi Asia-Afrika. Pada Desember 1954 dimatangkanlah rencana konferensi ini dalam Persidangan Bogor. Hingga akhirnya pada April 1955 berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung Konferensi Asia-Afrika.

Ali Sastroamidjojo menjadi ketua dari konferensi ini dan persidangan tersebut menghasilkan persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Isi dari Dasasila Bandung atnara lain  menghormati hak-hak dasar dan tujuan asas dalam piagam PBB, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa, mengakui persamaan semua suku dan semua bangsa, dan lain-lain. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic