ThePhrase.id – Belum lama ini, warga Jakarta dikagetkan dengan nama stasiun MRT Cipete Raya yang berganti menjadi Cipete Raya TUKU. Kemunculan nama toko kopi populer tersebut setelah nama stasiun MRT Cipete Raya menandakan Tuku yang telah membeli naming rights dari stasiun ini.
Ketika mendengar nama kedai kopi Tuku yang menjadi favorit masyarakat Indonesia ini, muncul dalam benak siapakah pendirinya yang berhasil mengantarkan Tuku meraih kesuksesan sedemikian rupa seperti saat ini hingga mampu membeli naming rights stasiun MRT Cipete Raya.
Andanu Prasetyo namanya. Ia adalah pendiri sekaligus CEO dari Toko Kopi Tuku, sosok di balik kesuksesan Tuku di Indonesia. Ia pertama kali mendirikan Tuku pada tahun 2015 di Jalan Cipete Raya. Maka dari itu, tak heran jika Tuku membeli naming rights dari stasiun MRT Cipete Raya, dan bukan stasiun yang lain.
Awal mula pengusaha yang akrab disapa Tyo ini memiliki ketertarikan untuk mendirikan sebuah kedai kopi adalah ketika ia tengah menggarap tugas akhir kuliahnya. Tyo yang kala itu merupakan mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya jurusan bisnis angkatan 2007 tertarik dengan industri kopi.
Ia menyadari bahwa tingkat konsumsi kopi di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia. Bahkan, biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia terkenal di kancah global.
Maka dari itu, Tyo mendirikan Toko Kopi Tuku yang gerai pertamanya berlokasi di Cipete, Jakarta Selatan. Ia memiliki visi untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kopi lokal. Menu yang menjadi andalannya adalah kopi susu gula aren yang Bernama “Kopi Susu Tetangga”.
Seperti diketahui, kopi susu gula aren kini menjadi menu paling favorit di toko kopi di Indonesia. Tuku merupakan salah satu pionir es kopi susu gula aren di Indonesia dan menjadikannya populer seperti saat ini.
Di bawah kepemimpinannya, Tuku berkembang dengan pesat hingga menarik perhatian Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo yang sempat mengunjungi salah satu gerai Toko Kopi Tuku tersebut. Setelah itu, Tuku meraih ketenaran yang makin melejit, dan salah satu menu andalannya, yaitu "Kopi Susu Tetangga" menjadi viral.
Dari tahun 2015 hingga saat ini, Tuku masih eksis dan menjadi pilihan lintas generasi ketika membeli kopi. Bahkan, Tuku juga memperluas pasar hingga ke Negeri Ginseng. Lebih tepatnya di awal tahun 2024, Tuku membuka gerai sementara di Gangnam, Seoul, Korea Selatan.
Tujuan dari ekspansi ini adalah untuk memperkenalkan cita rasa kopi khas Indonesia ke masyarakat Korea Selatan yang juga merupakan pecinta kopi. Selain itu, tentu ekspansi ini bertujuan untuk menjajaki peluang baru.
Kini, Tuku menjadi salah satu brand yang dinaungi oleh MAKA Group (PT Makna Angan Karya Andanu) bersama dengan beberapa brand lainnya yang juga didirikan oleh Tyo.
Sebelum mendirikan Tuku, Tyo memulai perjalanan wirausahanya pada tahun 2005 dengan mendirikan sebuah distro baju dengan konsep semi kafe dan kedai es krim. Lima tahun kemudian, Tyo mendirikan restoran pertamanya yang bernama Toodz House.
Restoran ini menyediakan aneka makanan, termasuk hidangan pembuka, makanan utama, makanan manis, hingga kopi. Hingga saat ini, Toodz House masih berdiri di beberapa lokasi dan menjadi salah satu restoran-kafe para kalangan muda. [rk]