Thephrase.id - Angkie Yudistia adalah Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Sosial yang resmi ditunjuk pada 21 November 2019. Ia merupakan anak muda yang aktif di bidang sociopreneur dan merupakan salah satu dari tujuh Staf Khusus Kepresidenan yang dipilih Jokowi dari kalangan milenial. Angkie merupakan satu-satunya penyandang disabilitas yakni tunarungu yang saat ini berada di Ring 1 Istana Presiden.
Angkie mulai kehilangan pendengarannya saat ia berumur 10 tahun. Hal ini diduga disebabkan oleh obat-obatan yang ia konsumsi saat terjangkit beberapa penyakit yang salah satunya adalah malaria. Karena terjadi secara tiba-tiba, kejadian ini sempat membuat Angkie kehilangan rasa percaya diri.
Namun, berkat dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat, Angkie berhasil mengembalikan rasa percaya dirinya perlahan-lahan. Bahkan, Angkie telah menulis beberapa buku terkait disabilitasnya yakni Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas : Ketika Keterbatasan Mendengar Menjadi Sebuah Kelebihan yang dirilis pada tahun 2011. Angkie juga menulis buku keduanya berjudul Setinggi Langit : Menelusuri Cakrawala Perjuangan Perempuan Peneliti Indonesia yang dirilis pada tahun 2013. Buku terbarunya ia rilis tahun 2019 dengan judul Become Rich As a Sociopreneur.
Selain merilis buku, Angkie juga mendirikan Thisable Enterprise. Thisable Enterprise adalah sebuah social enterprise yang memberdayakan disabilitas di Indonesia agar dapat mandiri secara ekonomi melalui berbagai program sesuai dengan kebutuhan disabilitas di pasar tenaga kerja. Didirikan tahun 2011, kini Thisable Enterprise telah memberdayakan para disabilitas selama 10 tahun.
Thisable Enterprise telah memberdayakan dan melatih 5.272 disabilitas di 10 kota di Indonesia. Tidak hanya itu, 376 disabilitas juga diberdayakan bekerja vokasional, dan 114 bekerja professional, serta memberikan sesi edukasi inklusif pada 109 disabilitas.
Sebelum direkrut sebagai Staf Khusus Presiden, Angkie juga aktif sebagai anggota Asia Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened Person dan merupakan anggota di International Federation Hard of Hearing Young People.
Angkie Yudistia dengan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming. (Foto: setkab.go.id)
Pekerjaan Staf Khusus Presiden yang dijalani Angkie dibagi menjadi 3 gugus, yang pertama adalah gugus bicara. Pada gugus ini, Angkie Yudistia bertanggungjawab yakni berkomunikasi dengan media dan pers di bidang sosial. Pada gugus kedua yakni komunikasi kelompok strategis, Angkie tidak termasuk di dalamnya. Di gugus ketiga yakni mengenai inovasi, diisi oleh semua staf khusus milenial.
Dalam menjalani pekerjaannya sebagai Staf Khusus Presiden, Angkie selalu menjaga hubungan dengan kelompok milenial. Ia juga terlibat dalam menggagas Komisi Nasional Disabilitas. Angkie juga kerap berkunjung ke kota-kota di Indonesia dalam menjalankan pekerjaannya.
Terlebih lagi di masa pandemi ini, Angkie berkeliling ke kota-kota di Indonesia untuk dukung program vaksinasi bagi disabilitas. Dalam kunjungannya tersebut, Angkie juga bertemu dengan Gubernur atau Wali Kota dan Bupati untuk membahas percepatan vaksinasi untuk para penyandang disabilitas.
Stafsus Presiden Angkie Yudistia menyelenggarakan DKT “UMKM Disabilitas Masa Depan Berbasis Ekonomi Kreatif dan Adaptif di Masa Pandemi COVID-19”, di Jogja National Museum, Yogyakarta, DIY, Sabtu (05/06/2021) siang. (Foto: Humas Setkab/Jay)
Saat mengunjungi Yogyakarta, Angkie juga menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terumpun (DKT) dengan tajuk "UMKM Disabilitas Masa Depan Berbasis Ekonomi Kreatif dan Adaptif di Masa Pandemi Covid-19". Dalam DKT tersebut, Angkie mengatakan bahwa Presiden telah mengesahkan tujuh peraturan pemerintah (PP) dan dua peraturan presiden (perpres) sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Saat ini, Angkie bersama Pertamina melakukan roadshow untuk memberikan pelatihan soft skill, meningkatkan keterampilan sahabat disabilitas di berbagai kota seperti Bandung, Banyuwangi, Boyolali dan Bali. Harapannya, sahabat disabilitas bisa mandiri secara ekonomi dan memiliki akses pendidikan dan ekonomi yang lebih luas lagi. [rk]