ThePhrase.id – Mengurus pernikahan memang bukan perkara mudah karena terdapat berbagai hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan. Tetapi, jangan sampai momen persiapan sebelum menikah yang cukup ruwet ini membuatmu, para calon pengantin wanita, menjadi Bridezilla.
Apa itu Bridezilla? Istilah ini sering kali dikaitkan dengan calon pengantin wanita yang menjadi menyebalkan dan temperamental menjelang pernikahan. Istilah Bridezilla sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yakni ‘Bride’ yang berarti pengantin wanita, dan ‘Godzilla’, monster fiksi populer yang mengacu pada perilaku kerap mengamuk.
Dalam mengurus pernikahan, para Bridezilla menjadi sosok yang perfeksionis, sulit diatur, dan mudah mengamuk ketika apa yang diinginkan tak berjalan sesuai rencana.
Tak dapat dipungkiri bahwa mengurus pernikahan memberikan tingkat stres yang cukup tinggi. Terlebih lagi jika pernikahan yang diinginkan adalah pernikahan besar dengan berbagai hal yang perlu dipersiapkan.
Mulai dari vendor wedding organizer, catering, dekorasi, fotografer, baju pengantin, makeup, MC, hiburan, hingga mengurus berkas ke KUA, terdapat berbagai langkah yang harus dilakukan demi mewujudkan pernikahan impian.
Jika mempersiapkan semuanya sendirian tanpa bantuan atau menginginkan kendali penuh terhadap semua hal dengan hasil yang sempurna, maka tahap persiapan akan terasa berat dan melelahkan. Maka tak heran jika banyak calon pengantin wanita yang menjadi Bridezilla.
Ciri-ciri seorang calon pengantin wanita mulai menjadi Bridezilla adalah antara lain menginginkan perfeksionisme yang berlebihan dan menunjukkan reaksi tantrum apabila tak sesuai keinginan, memiliki emosi yang tidak stabil, menuntut banyak, mengontrol segala hal, dan kurang memerhatikan pertimbangan orang lain.
Sementara itu, penyebab munculnya Bridezilla adalah karena ekspektasi pribadi yang tinggi, tekanan sosial yang menganggap pernikahan adalah momen sakral yang harus serba sempurna, faktor emosional yang memikirkan bahwa pernikahan adalah perubahan besar dalam hidup, keterbatasan waktu, dan manajemen stres yang buruk.
Apabila perilaku Bridezilla terus dilanjutkan hingga pada hari besar, maka dapat berdampak negatif terhadap berbagai hal. Misalnya, hubungan yang tegang dengan calon pasangan, keluarga, dan calon keluarga, hingga membuat pernikahan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan.
Untuk itu, atasi perilaku menjadi Bridezilla dengan beberapa langkah, yaitu delegasikan tugas pada orang-orang terdekat yang dipercaya agar tidak mengurus semuanya sendirian, fokus pada hal-hal yang penting terlebih dahulu, dan gunakan pola pikir realistis.
Selain itu, penting juga untuk bangun komunikasi yang baik, memberi batasan dengan waktu untuk diri sendiri dan melakukan aktivitas lain, terima masukan dari orang lain, hindari membandingkan dengan pernikahan orang lain, dan istirahat dengan cukup. [rk]