ThePhrase.id - Istilah daddy issue sering kali dilontarkan di media sosial secara ringan tanpa mengetahui apa makna sebenarnya dan bagaimana tanda-tandanya. Secara umum, definisi dari daddy issue adalah penjelasan terhadap bagaimana hubungan dengan ayah semasa kecilnya dapat berdampak pada pertumbuhan anak hingga beranjak dewasa.
Semua orang memiliki hubungan yang berbeda-beda dengan ayah, beberapa memiliki sosok ayah tetapi jauh atau tidak sama sekali. Adapun yang memiliki hubungan terlalu dekat dengan ayah sehingga membangun hubungan yang tidak sehat. Kondisi-kondisi hubungan dengan ayah tersebut dapat berkontribusi terhadap berkembangnya daddy issue atau secara harfiah ‘masalah ayah’. Namun, istilah daddy issue ini bukanlah istilah diagnosis kesehatan mental yang resmi.
Meskipun begitu, tidak semua hubungan anak dan ayah dapat menyebabkan daddy issue, lalu mengapa beberapa orang mengalami daddy issue?
Memiliki hubungan dekat dengan sosok ayah merupakan hal yang dapat menghindari munculnya daddy issue. Namun, dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat melampaui batas sehingga menjadi hubungan tidak sehat dan merugikan.
Jika seseorang memiliki ikatan dekat dengan ayah mereka, ini mungkin menunjukkan bahwa ayah merawat mereka dengan baik, bahkan memanjakannya. Ini mungkin juga karena anak itu memiliki sifat yang mirip dengan ayah dibandingkan dari saudara lainnya sehingga mendapatkan penghargaan untuk itu.
Hubungan yang terlalu dekat dengan sosok ayah ini dapat berbahaya ketika anak sudah tumbuh dewasa, terdapat ketertarikan yang tidak normal hingga memperlakukan anak lebih seperti pasangan atau romantis. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi korban pelecehan mental, emosional, dan seksual.
Beberapa orang memiliki ayah yang terlalu terlibat, namun terdapat juga seseorang yang tumbuh dengan ketidakhadiran sosok ayah. Ayah mungkin menghabiskan waktunya untuk bekerja, meninggalkan keluarga, atau tidak dapat diandalkan karena masalah seperti narkoba atau alkohol.
Ketidakhadiran sosok ayah ini bisa berupa jauh secara fisik atau jauh secara emosional. Ayah yang tidak hadir secara emosional juga dapat meninggalkan luka yang substansial.
Anak-anak kecil rentan dan mempercayai orang tua untuk menetapkan batas yang sesuai. Sayangnya, kadang-kadang orang dewasa melanggar batasan tersebut. Orang tua atau orang tua tiri serta figur ayah lainnya mungkin memanfaatkan anak-anak yang rentan.
Anak-anak yang disiksa sering menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang terjadi. Trauma masa kecil, kelalaian, dan pelecehan seksual dapat membuat mereka merasa malu. Ini juga meningkatkan risiko depresi dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).