ThePhrase.id – Di Indonesia, kulit sawo matang hingga kuning kecokelatan adalah warna kulit yang umum dijumpai. Namun, pengaruh standar kecantikan yang mengidentikkan kulit putih atau cerah dengan kecantikan telah mendorong banyak orang untuk mencoba berbagai metode pemutihan kulit, salah satunya adalah skin bleaching.
Skin bleaching adalah metode yang digunakan untuk mencerahkan kulit dengan cara menekan produksi melanin, zat pigmen alami yang menentukan warna kulit. Tujuannya beragam, mulai dari mencerahkan warna kulit secara keseluruhan, menyamarkan noda hitam, bekas jerawat, flek, hingga meratakan warna kulit yang tidak merata.
Proses skin bleaching umumnya dilakukan dengan mengoleskan produk pemutih seperti krim, losion, sabun, atau menggunakan metode lain seperti peeling dan laser. Efeknya tergolong tidak instan karena perubahan produksi melanin membutuhkan waktu dan berlangsung secara bertahap.
Cara kerja skin bleaching adalah dengan menghambat produksi melanin menggunakan bahan-bahan aktif seperti hydroquinone, kojic acid, arbutin, atau vitamin C yang dapat mengurangi aktivitas melanosit.
Selain itu, beberapa produk untuk skin bleaching juga memiliki efek eksfoliasi seperti dari kandungan AHA dan tretinoin. Kandungan seperti ini memicu pengelupasan lapisan kulit luar yang lebih gelap dan mengangkat sel kulit mati, sehingga membuat kulit tampak lebih cerah.
Skin bleaching memiliki beberapa manfaat, yakni secara subjektif membuat orang yang melakukannya merasa lebih cantik karena kulit menjadi lebih cerah dan putih. Beberapa produk juga dapat membantu menyamarkan noda hitam, flek, dan bahkan hiperpigmentasi.
Tetapi, treatment ini juga memiliki efek samping dan risiko yang cukup berbahaya, terutama apabila dilakukan tanpa pengawasan dokter atau menggunakan produk yang ilegal dan belum teruji keamanan penggunaannya.
Beberapa risikonya adalah iritasi dan alergi seperti kemerahan, gatal, perih, dan bahkan luka bakar ringan, membuat kulit menjadi tipis dan sensitif, risiko kanker kulit, perubahan warna kulit yang tidak alami atau tidak merata, hingga risiko kerusakan ginjal atau hati jika produk mengandung zat merkuri.
Maka dari itu, sebelum melakukan skin bleaching, ada baiknya untuk terlebih dahulu memastikan produk yang digunakan apakah aman dan apakah mengandung zat-zat berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon dosis tinggi, atau steroid tanpa resep dokter.
Jika kamu tetap ingin mencoba skin bleaching sebagai prosedur kecantikan, pastikan memilih produk yang telah terdaftar di BPOM. Kamu juga bisa melakukan tes alergi produk terlebih dahulu, melakukan konsultasi dengan dokter kulit, hindari area yang sensitif, dan hindari penggunaan yang berlebihan demi mencegah kerusakan kulit.
Skin bleaching memang bisa mencerahkan kulit, tetapi manfaatnya hanya bersifat kosmetik dan risikonya cukup besar jika tidak dilakukan dengan benar. Prioritaskan kesehatan kulit dengan memilih prosedur yang aman, konsultasikan ke dokter, dan jangan tergiur hasil instan yang justru bisa membahayakan kesehatan jangka panjang. [rk]