ThePhrase.id – Kepribadian seseorang terbentuk dari berbagai faktor, salah satunya adalah pola pikir. Pola pikir, baik positif maupun negatif dapat memengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupannya, mengambil keputusan, dan melakukan berbagai hal.
Untuk itu, pola pikir yang baik dan positif perlu diterapkan dan menghilangkan pola pikir yang negatif. Salah satu pola pikir negatif yang banyak diadopsi orang adalah scarcity mindset, atau sering juga disebut sebagai scarcity mentality.
Apa yang dimaksud dengan ini? Scarcity mindset adalah pola pikir di mana seseorang selalu merasa tidak cukup. Perasaan tidak cukup ini mencakup berbagai area kehidupan, seperti waktu, keuangan, koneksi, kesempatan, dan lain-lain.
Mindset yang selalu merasa kurang ini membuat individu yang memilikinya merasa cemas secara terus menerus, tertekan, khawatir, dan tidak dapat hidup dengan tenang. Padahal, bisa jadi apa yang dimilikinya pada dasarnya cukup, hanya saja mereka selalu merasa kurang.
Dilansir dari WebMD, ketika seseorang berfokus pada suatu hal yang tidak dimiliki, dan bukan yang sudah dimiliki, maka dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Pasalnya, ini dapat membuat kita memiliki "tunnel vision" atau pandangan yang sempit terhadap kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan bukan pada apa yang telah dimiliki.
Secara tidak disadari, scarcity mindset ini bisa berdampak pada cara kerja otak. Mentalitas ini bisa membatasi fungsi otak dan memengaruhi kemampuan memecah masalah, menyimpan informasi, hingga bernalar secara logis. Ini juga memengaruhi proses pengambilan keputusan, membatasi kemampuan dalam fokus, melakukan sesuatu, dan merencanakan hal karena otak terlalu sibuk memikirkan hal yang tidak dimiliki.
Ciri-ciri yang dimiliki orang dengan scarcity mindset antara lain adalah keterbatasan fokus, sulit memikirkan jangka panjang dan mengambil keputusan dengan terburu-buru. Ciri lainnya adalah selalu merasa tertinggal, memiliki tanggung jawab yang menumpuk, menghindari risiko, mempertahankan apapun yang dimiliki, merasa iri pada orang yang dan apa yang dimilikinya dan tidak bersyukur.
Lantas, bagaimana cara mengatasi scarcity mindset?
Pertama-tama seseorang perlu menyadari terlebih dahulu bahwa pola pikir yang dimilikinya adalah suatu hal yang negatif dan harus memiliki keinginan atau niat untuk merubahnya. Karena jika tidak ada keinginan dari diri sendiri, atau tekad yang setengah-setengah, maka sulit untuk mengatasinya.
Setelah itu, langkah yang dapat dilakukan adalah fokus pada apa yang dimiliki. Hargailah hal-hal positif dalam hidup dan apa yang telah menjadi milik diri sendiri, dan bukan memfokuskan diri dari apa yang kurang.
Rasa syukur juga merupakan perasaan yang penting untuk dimiliki karena ini berarti kamu menghargai apa yang telah diberikan Tuhan kepadamu, yang mana belum tentu orang lain mendapatkannya. Dengan ini, kamu akan lebih menghargai apa yang telah kamu miliki, ketimbang memikirkan apa yang tak dimiliki.
Kamu juga dapat menerapkan mindset kebalikan dari scarcity, yakni abundance mindset. Mindset ini melatih pola pikir kita untuk berpikir bahwa terdapat keberlimpahan di dunia, seperti banyak peluang yang ada untuk kita, terdapat solusi untuk setiap masalah, ada hal-hal baik untuk setiap orang, dan lain-lain.
Selanjutnya, scarcity mindset sering kali dikaitkan dengan perasaan kekurangan waktu. Untuk itu, mengelola waktu atau manajemen waktu yang baik dan bijak dapat membantu mengatasi pola pikir negatif ini.
Orang dengan mindset serba kekurangan ini cenderung menahan apa yang dimilikinya karena takut kehabisan. Tetapi, ubahlah pola pikir untuk jangan takut berbagi berbagai hal, mulai dari waktu, pengetahuan, hingga uang. Ketika membiarkan diri untuk merasakan dampak dari berbagi, maka kamu akan mendapatkan perasaan puas, hingga perasaan kelimpahan dari memberi. [rk]