leader

Ara Kusuma, Pahlawan Muda untuk Masyarakat Desa

Penulis Rahma K
Nov 10, 2021
Ara Kusuma, Pahlawan Muda untuk Masyarakat Desa
ThePhrase.id – Di era globalisasi ini generasi muda makin berkembang dengan segala teknologi dan kemudahan mendapat informasi. Dengan begitu, sebagai generasi muda, kita juga bisa menjadi pahlawan bagi bangsa melalui upaya-upaya membantu sesama.

Kusuma Dyah Sekar Arum adalah salah satu contoh generasi muda yang berkontribusi bagi masyarakat desa dengan memanfaatkan inovasi-inovasi serta ilmu yang dimilikinya. Perempuan yang akrab dipanggil Ara Kusuma atau Ara ini adalah pendiri dari berbagai gerakan dan project untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Ara Kusuma. (Foto: Instagram/arakusuma)

Moo’s Project


Saat umurnya masih berusia 10 tahun, keluarga Ara yang kala itu tinggal di Depok harus pindah ke Salatiga karena Sang Kakek yang jatuh sakit. Ia yang memiliki obsesi terhadap sapi, sangat bahagia karena mendapatkan kesempatan bertemu secara langsung dengan hewan favoritnya.

Berangkat dari situ, ia dan keluarganya gemar mengunjungi banyak pertenakan di Salatiga, Solo, dan Boyolali. Ara kemudian melihat perbedaan pengolahan sapi pada peternakan swasta dan peternakan individu di desa.

Ia dan kedua orang tuanya kemudian berpikir apakah bisa menjadikan peternakan desa menjadi lebih terintegrasi seperti peternakan swasta. Karena kala itu, orang desa yang memiliki 3-5 sapi setiap kepala keluarga hanya menjual susunya dengan harga murah ke koperasi.

Ara Kusuma. (Foto: Instagram/arakusuma)


Sedangkan peternakan swasta mengelola susu, daging, kotoran, hingga urin dengan terintegrasi untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi. Ara melalui kedua orang tuanya mengajak peternakan swasta untuk melakukan sharing session dengan peternak desa.

Dengan niat baik, akhirnya proyek tersebut terwujud dan diberi nama Moo’s Project. Kegiatan utamanya adalah edukasi peternak desa mengenai bagaimana mengelola sapi dengan terintegrasi.Sebagai hasilnya, terdapat 6 ‘emas’ dari Moo’s Project, yakni mengelola susu sapi, dagingnya, kotorannya, urinnya, hingga biogas, dan juga agrowisata dan penghijauan.

Berkat inovasinya di usia yang baru awal umur belasan tahun, Ara dilirik oleh Ashoka sebagai young change maker pada tahun 2008. Ashoka itu sendiri merupakan sebuah organisasi kewirausahaan global yang memberikan dukungan pada pengembangan social entreprenurship di dunia.

Ara Kusuma. (Foto: Instagram/arakusuma)

Aha! Project


Di tahun 2020 kemarin, di tengah masa pandemi Ara kembali berinisiatif untuk berkontribusi bagi masyarakat. Kali ini fokusnya adalah pada dunia pendidikan. Ia melihat bahwa banyak anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan akses internet, sedangkan pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Sebanyak 13 juta orang di 12.500 desa di Indonesia masih belum memiliki jaringan internet. Infrastruktur yang minim memaksa mereka untuk tidak bisa melanjutkan studinya. Belum lagi orang tua yang sibuk atau belum siap mendampingi pembelajaran anak di rumah.

Akhirnya, Ara membuat Aha! Project dengan rekan-rekannya untuk menyediakan sarana belajar demi menunjang pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan untuk anak-anak belajar di rumah.

Aha! Project. (Foto: Instagram/aha.projectid)


Aha! Project paling tidak memberikan dua hal yakni dalam konteks ‘what’ dan ‘how’. ‘What’ dalam artian apa yang anak-anak ini belajarkan? Ara kemudian berkolaborasi dengan guru-guru sekolah dasar untuk membuat modul kreatif yang disalurkan kepada anak-anak tersebut.

Kedua adalah ‘how’, bagaimana mereka belajar? Orang tua yang belum tentu dapat mendampingi dijadikan salah satu pertimbangan. Aha! Project kemudian memberdayakan penduduk setempat yang mumpuni, untuk dijadikan tenaga pengajar memfasilitasi pembelajaran anak-anak. Mereka disebut sebagai local heroes.

Bukan hanya di satu titik, Aha! Project telah menyebarkan manfaatnya ke berbagai daerah di Indonesia. Sudah sebanyak 18 provinsi yang Aha! Project bantu pembelajaran anak-anak SD-nya. Beberapa daerah di antaranya adalah Jambi, Garut, Sumba, Lhoksumawe, Halmahera Utara, dan lain-lain. Sedangkan total anak yang mendapat manfaat dari Aha! Project telah mencapai lebih dari 4.500 anak.

Anak-anak penerima manfaat Aha! Project. (Foto: Instagram/aha.projectid)


Apa yang dilakukan Ara dengan berkontirbusi sebagai generasi muda merupakan salah satu bentuk menjadi pahlawan bagi masyarakat. Dari Moo’s Project, menjadi pahlawan bagi peternak desa. Dari Aha’s Project, menjadi pahlawan bagi anak-anak di pelosok. Ara juga mengatakan bahwa kontribusi merupakan proses dua arah.

“Kontribusi untuk negeri ini merupakan proses dua arah. Sebagai anak muda bersiap dan berusaha untuk menjadi agen perubahan. Tapi di satu sisi kita juga membutuhkan orang dewasa dan Lembaga di sekitar kita untuk mendukung dan memberikan ruang yang kondusif supaya anak-anak bsia tumbuh dan berkembang dengan baik lagi sebagai seorang pembaharu,” tandas Ara.

Ara pun telah menjadi pahlawan muda yang berjasa bagi masyarakat desa. Tentu saja, pahlawan dalam arti luas. Siapapun bisa menjadi pahlawan, memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, negara dan masyarakat. Selamat Hari Pahlawan, 10 November 2021. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic