leader

Arnaud Setio, Pengembang Teknologi AI untuk Rumah Sakit di Dunia

Penulis Rahma K
Jul 20, 2021
Arnaud Setio, Pengembang Teknologi AI untuk Rumah Sakit di Dunia
ThePhrase.id – Arnaud Setio adalah seorang research scientist yang bekerja untuk Siemens Healthineers (SHS), Jerman. Pekerjaannya berfokus pada mengembangkan prototype teknologi AI (Artificial Intelligence) baru untuk produk digital SHS seperti AI-rad companion.

Mengenai alasannya bekerja di SHS, Arnaud mengatakan bahwa ia memiliki mimpi membangun teknologi di bidang kesehatan yang dapat memeriksa kesehatan manusia secara akurat dan dapat diakses secara luas. Ia memilih bekerja untuk mengembangkan teknologi di bidang medis karena dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara langsung.

“Siemens Healthineers adalah salah satu perusahaan yang aktif mengembangkan teknologi kesehatan yang digunakan oleh ribuan rumah sakit di dunia. Melalui SHS, saya mendapatkan kesempatan langsung untuk mengembangkan teknologi AI untuk rumah sakit ini,” ujar Arnaud pada thephrase.id.

Selain pekerjaannya di SHS, sebagai seorang ilmuwan, Arnaud juga berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan konsorsium Eropa. Dalam penelitian tersebut, ia bekerja sama dengan peneliti dari berbagai negara di Eropa seperti Belanda, Itali, Denmark, dan Swedia, mengerjakan sebuah proyek yang berkaitan dengan precision medicine untuk pasien kanker.

Arnaud Setio. (Foto. Dok. Pribadi)


Pria yang memiliki nama panjang Arnaud Arindra Adiyoso Setio ini juga aktif dalam menulis publikasi. Dalam google scholarnya yang dapat diakses secara publik, terdapat 30 publikasi yang telah ia tulis dari tahun 2016 hingga saat ini mengenai Deep Learning, Computer-Aided Diagnosis, Medical Image Analysis, Computer Vision, dan lain-lain.

Meski berkecimpung di dunia teknologi yang berkaitan dengan medis, Arnaud memiliki latar belakang teknik elektro. Ia merupakan sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik elektro.  Saat ditanya mengapa memilih teknik elektro, Arnaud mengatakan pada thephrase.id bahwa sedari kecil ia memiliki ketertarikan terhadap teknologi digital.

“Orang tua saya mengajarkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai tantangan dengan efisien. Misalnya, komputer dapat menyelesaikan persoalan matematika kompleks dengan cepat, dan internet dapat mengkoneksikan dua orang di belahan dunia yang berbeda dalam hitungan detik,” ujar Arnaud.

Menurutnya, teknologi digital akan terus berkembang. Maka dari itu, ia memilih jurusan teknik elektro agar dapat merancang teknologi baru. Setelah lulus dari S1, ia ingin melanjutkan studinya untuk belajar mengenai cara melakukan penelitian secara sistematis dan ilmiah. Menurutnya, Eropa adalah salah satu benua yang memiliki teknologi dan budaya penelitian yang kuat.

Berangkat dari pemikiran tersebut, ia kemudian memasukkan lamaran S2 ke sejumlah universitas di Belanda, Prancis, dan Jerman. Ketika University Technology of Eindhoven (TU/e) Belanda menawarkan beasiswa penuh untuk studi S2, Arnaud kemudian langsung mengambil kesempatan tersebut dan berangkat ke Belanda pada tahun 2011.

Arnaud Setio. (Foto. Dok. Pribadi)


Setelah menyelesaikan studi S2-nya, Arnaud mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi S3 di Radbound University Medical Center di Nijmegen, Belanda. Saat menempuh studi S3-nya, ia tergabung dalam tim AI yang dipimpin oleh Profesor Bram van Ginneken, mengembangkan algoritma untuk mendeteksi dan menganalisa kanker paru-paru secara otomatis dari gambar Computed Tomography (CT).

Penelitian tersebut menghasilkan sebuah produk bernama Veolity yang kini digunakan di rumah sakit di berbagai negara. Arnaud kemudian berhasil meraih gelar Ph.D. dengan merampungkan studi S3-nya pada jurusan Machine Learning and Medical Image Analysis tersebut pada tahun 2018.

Arnaud senantiasa ingin terus berpartisipasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, serta terus mempelajari hal-hal baru.

“Melalui kontribusi di dunia ilmiah, kita juga dapat bekerja sama dengan sejumlah institusi penelitian di seluruh dunia untuk menyelesaikan permasalahan-permasahan baru,” ungkap Arnaud.

Dengan melihat langsung bagaimana teknologi dan AI digunakan untuk membantu dokter dalam menangani pasien, semakin menyemangatinya untuk terus berkontribusi di bidang yang ia jalani tersebut.

Arnaud Setio (kanan) di kantor Google. (Foto. Dok. Pribadi)


Meski telah berkiprah di dunia teknologi medis selama bertahun-tahun di berbagai negara Eropa, Arnaud mengatakan berkontribusi untuk Indonesia dalam bidang AI untuk kesehatan merupakan hal yang selalu ingin ia lakukan. Menurutnya, banyak sekali permasalahan kesehatan di Indonesia yang dapat dipecahkan melalui teknologi seperti implementasi screening kesehatan yang terjangkau atau precision medicine.

“Apabila teman-teman memiliki ide yang sama, mari berdiskusi bersama membahas bagaimana caranya kita dapat menyesaikan masalah-masalah ini,” ucapnya mengajak para anak bangsa memecahkan masalah kesehatan di Indonesia.

Pekerjaannya memang berfokus pada teknologi. Namun, pada waktu luangnya, Arnaud memiliki ketertarikan pada musik, terutama orkestra. Bukan hanya sekadar ketertarikan belaka, pada saat kuliah di ITB, ia bahkan pernah bergabung dengan ITB student orchestra dan beberapa kali melakukan konser.

Arnaud Setio dengan Angklung Eindhoven. (Foto. Dok. Pribadi)


Tidak berhenti di situ, saat menjalani studi S2-nya Arnaud juga tergabung dengan Angklung Eindhoven, sebuah grup musik angklung di Belanda yang memiliki misi untuk memperkenalkan musik angklung secara luas kepada masyarakat Belanda. Di grup musik tersebut, ia memiliki peran sebagai pemain musik dan sebagai konduktor.

“Bermain musik ensembel adalah salah satu aktivitas yang saya minati. Melalui musik, kita dapat berkreasi, menciptakan musik bersama, dan mengekspresikan ide-ide kita. Kita juga dapat memperkenalkan budaya kita agar masyarakat luas dapat mengetahui budaya musik Indonesia lebih jauh,” tutup Arnaud. [rk]

https://youtu.be/-eNYQcU91dA

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic