ThePhrase.id – Korea Selatan adalah negara yang mayoritas warganya tidak memiliki keyakinan terhadap sebuah agama. Ada yang percaya tuhan ada, namun tidak memeluk agama apapun, ada pula yang percaya bahwa tuhan tidak ada.
Adapun agama terbesar yang dianut oleh masyarakat Korea Selatan adalah Kristen. Agama Islam merupakan agama yang minoritas, di mana banyak dari orang yang tinggal di Korea Selatan dan beragama Islam adalah warga negara asing.
Di tengah keminoritasan Islam di Korea Selatan, terdapat seorang pemudi yang tertarik terhadap Islam hingga akhirnya masuk ke dalam agama Islam. Namanya adalah Ayana Moon atau Jihye Moon sebagai nama Koreanya, perempuan kelahiran tahun 1995.
Ayana memiliki ketertarikan terhadap Islam sejak usia yang sangat muda yakni pada usia 8 tahun. Meskipun ayah, ibu dan sauradanya, bahkan lingkungannya tidak ada yang memeluk agama Islam, ia tertarik pada Islam. Pada awalnya, ia tertarik pada budaya Islam saat ia menonton berita di TV.
Ayana Moon. (Foto: Instagram/xolovelyayana)
Pada saat itu, sedang tejadi perang di Irak. Ayana melihat di TV wanita-wanita muslim mengenakan jilbab untuk menutup aurat, dan melaksanakan ibadah salat. Baginya yang tidak pernah terekspos tersebut merupakan hal yang aneh.
“Waktu itu saya masih di SD, saya suka belajar tentang budaya dan baca buku. Waktu saya nonton news di TV ada perang Irak. Jadi saya nonton, wanita-wanita muslim pakai jilbab, menutup aurat, solat, itu aneh banget,” ungkapnya pada Nagita Slavina dan Raffi Ahmad di kanal youtube Rans Entertainment.
Setelah mempelajari Islam mulai dari budaya hingga agamanya, Ayana akhirnya memantapkan hati untuk masuk ke Islam saat ia duduk di bangku SMA pada tahun 2012. Perjalanannya pun tak mudah, keluarganya menentang keputusannya. Pertamanya ia dianggap tak serius, tetapi saat setelah lulus SMA Ayana ingin pergi ke Malaysia untuk memperdalam Islam, barulah keluarganya tahu bahwa ia serius.
Ayana Moon. (Foto: Instagram/xolovelyayana)
Ayana dibesarkan di keluarga yang serba berkecukupan. Namun, saat hendak pergi ke Malaysia, keluarganya tak setuju dan tidak lagi memberikan uang kepada Ayana. Tidak punya pilihan lain, Ayana kemudian bekerja part-time di beberapa tempat seperti di restoran, menjual ikan kering di pasar, hingga menjadi tutor matematika.
Saat uang sudah terkumpul, ia kemudian memberanikan diri pergi ke negeri jiran seorang diri tanpa kenal siapapun pada umur 20 tahun. Pada masa-masa awal di sana, ia merasa sangat kesulitan, bahkan ia sempat merasa tidak terima mendapatkan kesulitan yang ia rasakan.
“Ya Allah saya datang ke sini karena saya ingin belajar mengenai Islam, jadi saya meninggalkan segalanya. Saya datang karena saya ingin belajar, hanya itu. Saya tidak ingin uang, saya hanya ingin belajar mengenai Islam karena saya tidak dapat mempelajarinya di Korea. Tapi mengapa Engkau memberikan test pada saya setiap hari, setiap detik,” ujar Ayana mengenang apa yang ia pikirkan kala itu, pada Amazing Muharram 9 di kanal youtube Cinta Quran TV.
Ayana Moon. (Foto: Instagram/xolovelyayana)
Namun, kemudian Ayana berpikir bahwa ia sudah sampai di sini. Ia bertanya pada dirinya, apakah ingin balik ke Korea? Ia menjawab tidak, karena ia sudah memutuskan untuk belajar Islam dan hingga sudah berada di sana. Ayana kemudian belajar menjadi ikhlas pada keadaannya kala itu.
Hebatnya, ia juga berpikir bahwa suatu hari nanti, mungkin banyak orang yang juga ingin belajar tentang Islam sepertinya. Jadi, jika ia berhenti maka mungkin di kemudian hari tidak ada yang dapat mengajarkan agama Islam lagi (di Korea Selatan). Maka dari itu, ia bertahan di sana dan mencoba melakukan apapun selain belajar untuk menghasilkan uang karena ia butuh bertahan hidup.
Ayana juga berpikir bahwa perjalanannya ini merupakan seperti hijrah yang Rasulullah SAW lakukan, tetapi pada jalan Ayana sendiri. Apabila ia tidak belajar dan melakukan apapun, maka mungkin tidak ada masa depan untuk Islam. Ia mengatakan bahwa masjid yang ada di Korea dibangun pada 1970an, tetapi hingga saat ini tidak banyak muslim di Korea.
Ayana Moon. (Foto: Instagram/xolovelyayana)
Ia merasa sedih dengan fakta tersebut dan bertanya mengapa tidak membuat komunitas Islam di Korea lebih besar. Hal tersebut sulit karena tidak banyak muslim yang berpendidikan yang ada di Korea, hanya beberapa imam besar dan profesor.
“Hanya ada sedikit muslim yang berpendidikan (di Korea Selatan), seperti Imam Besar dan beberapa profesor. Tetapi, apabila tidak ada orang yang berpendidikan, maka tentu orang Korea tidak ingin masuk Islam, karena orang Korea sangat pintar. Saya tidak bisa hanya bilang Islam adalah agama yang baik pada mereka, saya harus memberikan alasan, mengapa saya memilih Islam, apa yang saya pelajari dari Islam. Karena itu saya terus belajar,” ujarnya.
Pada suatu waktu saat tinggal di Malaysia, Ayana datang ke Indonesia untuk mengunjungi seorang teman. Di saat yang bersamaan, ia dihubungi oleh Wardah untuk bekerja sama. Hal tersebutlah yang menjadi awal ia berkarier di Indonesia.
“Sebelum ini saya menetap di Malaysia. Awalnya saya ke Indonesia untuk mengunjungi teman tapi di waktu yang bersamaan Wardah dan teman-teman hijab di Indonesia menghubungi saya. Itu awal mulanya saya berkarier di Indonesia,” ujar Ayana, dilansir dari CNBC Indonesia.
Kini, Ayana dapat menjalani hidup lebih baik sekaligus terus mempelajari Islam. Ia juga berkuliah jarak jauh, melanjutkan perkuliahan yang ia mulai di Malaysia pada jurusan politik. Dengan menjadi selebgram, model, dan juga duta brand terkenal di Indonesia seperti Wardah dan Pocari Sweat, Ayana memantapkan kariernya di Indonesia. Menurutnya, selain doa-doa yang ia panjatkan, usaha kerasnya juga merupakan hal yang membawanya hingga titik yang ia jalani sekarang. [rk]