ThePhrase.id – Apakah kamu pernah mendengar istilah sleep inertia? Fenomena ini digunakan untuk menjelaskan keadaan bangun tidur yang terasa lemas, linglung, pening, lelah, pusing, dan uring-uringan. Sleep inertia juga merupakan transisi sementara ketika seseorang bangun tidur dan tubuh serta otaknya masih dalam keadaan setengah sadar.
Sleep inertia umumnya berlangsung selama lima hingga 30 menit dan terjadi apabila tidur yang dilakukan berdurasi pendek. Tetapi, bagi orang-orang yang kurang tidur, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam.
Seseorang dapat mengalami sleep inertia apabila terbangun secara mendadak karena gangguan eksternal seperti alarm, suara keras, dibangunkan orang lain, dan lain-lain. Fenomena ini juga bisa terjadi apabila seseorang tidur siang yang terlalu lama dan telah memasuki fase tidur yang mendalam.
Selain itu, pola tidur yang tak teratur seperti karena pekerjaan shift juga meningkatkan risiko terjadinya sleep inertia. Gangguan tidur yang dialami seperti sleep apnea, juga menjadi faktor seseorang bisa mengalami kondisi ini.
Gejala yang dialami ketika seseorang mengalami sleep inertia adalah kelelahan yang ekstrem di mana tubuh terasa berat dan lesu, kebingungan dan linglung, lambat dalam berpikir dan bergerak, sulit dalam berkonsentrasi, dan perasaan mengantuk yang hebat dan kembali tertidur.
Bagi sebagian orang, sleep inertia berlangsung dalam waktu yang singkat saja. Dilansir dari laman Verywellmind, mengalami sleep inertia adalah hal yang normal dan wajar. Kondisi ini paling umum terjadi pada remaja, sebanyak 42 persen di antara mereka mengalami hal ini.
Tetapi secara umum sleep inertia akan semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia. Jika fenomena ini masih berlangsung dan gejalanya semakin parah, maka bisa jadi kamu mengalami sleep deprivation atau kekurangan tidur.
Cara mengatasi sleep inertia adalah dengan memprioritaskan tidur yang berkualitas dan yang baik. Di tengah padatnya kesibukan sehari-hari, mungkin tidur menjadi kegiatan yang sering kali dikorbankan.
Tetapi, mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci untuk menjalani aktivitas dengan lebih baik. Maka dari itu, prioritaskanlah tidur 7-8 jam sehari dan atur jadwal tidur dengan teratur.
Selain itu, ketika mengalami sleep inertia, lawan keinginan untuk kembali tidur dengan meminum air putih, keluar kamar untuk mendapatkan sinar matahari, melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, mandi, atau mendengarkan musik yang memicu semangat. [rk]