ThePhrase.id – Dari sederet sosok pemuda yang masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia 2025, ada satu nama blasteran yang menarik perhatian publik. Ardy Ferguson namanya, ia adalah seorang koki yang memiliki darah blasteran Indonesia-Kanada.
Tetapi, ia tak bertempat tinggal di kedua negara yang mengalir dalam darahnya tersebut, melainkan di Hong Kong. Tercatat, ia telah lebih dari tiga tahun tinggal di Negeri Mutiara dari Timur tersebut dan bekerja sebagai koki di berbagai restoran berkelas.
Dirinya masuk dalam daftar bergengsi Forbes 30 under 30 Asia kategori The Arts (Art & Style, Food & Drink) bersama nama-nama anak muda berprestasi lainnya. Ia dituliskan sebagai seorang koki yang memiliki latar belakang multikultural.
"Lahir di Singapura, dibesarkan di Jakarta, dan kini tinggal di Hong Kong, Ardy Ferguson menganggap latar belakang multikulturalnya memengaruhi kreasi kulinernya," tulis laman Forbes tersebut.
Lebih lanjut, prestasi Ardy dijabarkan sebagai pemenang kompetisi kuliner S.Pellegrino Young Chef Award (Asia) 2024 berkat hidangan yang bertajuk 'Archipelago Celebration' yang memberi penghormatan pada kuliner Indonesia dan Hong Kong.
Dengan dasar hidangannya adalah nasi tumpeng, ia mengkreasikannya dengan bebek panggang ala Hong Kong, cuka anggur merah, dan diasapi dengan tebu. Selain itu, ia juga menggunakan saus dengan bahan dasar saus sate padang, menghasilkan rasa yang unik.
Dilansir dari CNA, Ardy mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan bumbu-bumbu. Maka dari itu, natural baginya sebagai blasteran Indonesia jika ia ingin menggunakan makanan Indonesia pada kompetisi. Sedangkan nasi tumpeng ia pilih karena makanan ini adalah makanan di perayaan yang dinikmati oleh keluarga besar.
Hidangan yang unik dan berbeda dari lainnya ini tak hanya membuat Ardy memenangkan S.Pellegrino Young Chef Award, tetapi juga mengantarkannya ke babak final kompetisi global yang akan diadakan di Milan, Italia pada Oktober 2025 ini.
Selain itu, dengan menjadi pemenang salah satu kompetisi kuliner paling bergengsi di Asia dan dunia bagi koki muda di bawah usia 30 tahun dan berkreasi dengan makanan Indonesia, berarti Ardy sukses memperkenalkan salah satu hidangan Indonesia ke mata dunia.
Kepada Forbes, Ardy mengatakan bahwa meski kini kariernya di dunia kuliner makin mendapatkan perhatian publik secara positif, menempuh perjalanan hidup di bidang kuliner tak selalu ada di benak dan rencana hidupnya.
Diketahui, ia pernah menjalani studi teknik tetapi memilih untuk keluar karena merasa bukan passionnya. Lebih tepatnya pada tahun 2016, ia keluar dari jurusan teknik di University of British Columbia di Kanada. Untuk menyambung hidup, ia melakukan berbagai pekerjaan yang bisa dilakukan seperti menjadi kasir
Selain kasir, ia juga pernah bekerja di sebuah toko roti. Di sana, ia merasa bekerja di dapur adalah pekerjaan yang menyenangkan dan ia kemudian memutuskan untuk menggeluti dunia kuliner. Untuk itu, ia kerap menghabiskan waktu luangnya dengan menambah pengalaman di dapur.
"Saya mencari restoran, mengetuk pintu, dan bertanya apakah saya bisa datang dan membantu, hanya untuk satu malam," ucapnya mengenang masa-masa saat merintis, dikutip dari laman resmi Forbes.
Dua tahun kemudian, pada tahun 2018, ia mendaftarkan diri di Northwest Culinary Academy of Vancouver sebagai langkah awal memasuki dunia kuliner. Meski memiliki passion di bidang ini, ia mengaku sempat merasa kesusahan di tahun-tahun pertamanya.
Usaha memang tidak mengkhianati hasil. Kini, ia merupakan salah satu talenta muda yang menonjol di dunia kuliner. Posisinya saat ini adalah sebagai sous chef atau koki pembantu di Belon, restoran Prancis berbintang Michelin di Hong Kong.
Ke depannya, ia berharap bisa kembali ke Jakarta, di mana menurutnya restoran mewah berkembang dengan pesat. Selain itu, ia juga bercita-cita untuk menjadi koki yang dapat membuat orang senang bekerja bersama, terinspirasi, dan memimpin dengan empati. [rk]