ThePhrase.id – Universitas Airlangga patut berbangga setelah salah satu alumnusnya masuk ke dalam daftar 80 Pemimpin Strategis Dunia yang dirilis oleh Bureau of Educational and Cultural Affairs. Ia adalah Yuliati Umrah, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Posisinya dalam daftar tersebut, bahkan berjajar dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Yuliati Umrah dikenal sebagai seorang aktivis perempuan yang memperjuangkan kesetaraan gender, memberi perlindungan, serta memberdayakan anak-anak jalanan.
Awal mulanya menggeluti dunia ini adalah pada tahun 1998 di mana Yuliati bersama dengan empat mahasiswa FISIP lainnya mendirikan organisasi sosial bernama Yayasan Arek Lintang (Alit) di Surabaya.
ALUMNUS Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) Yuliati Umrah ketika beraktivitas bersama Yayasan Arek Lintang (Alit). (Foto: dok. Unair)
Keinginannya untuk mendirikan organisasi sosial tersebut berangkat dari seringnya melihat anak jalanan yang kurang beruntung ketika turun di jalan untuk menyuarakan suara sebagai mahasiswa saat masih berkuliah. Hal tersebut menyentuh hatinya dan keinginan untuk membantu kian semakin besar ketika mendengar kata-kata seorang anak jalanan penjual koran.
"Mbak, sampeyan iku berjuang apa? Demo-demo malah gawe daganganku gak payu (Mbak, kalian berjuang untuk apa? Demo malah buat daganganku gak laku)," ujar Yuliati menirukan anak tersebut, dilansir dari Kontan.
Perkataan anak penjual koran yang mungkin terdengar biasa itu menampar Yuliati. Peristiwa itu mendorongnya untuk melakukan kegiatan yang membantu anak-anak jalanan.
Yuliati Umrah ketika beraktivitas bersama Yayasan Arek Lintang (Alit). (Foto: dok. Unair)
Bersama Alit selama 23 tahun lamanya, Yuliati sudah berhasil mendampingi lebih dari 10.000 anak. Saat ini, Alit sedang mendampingi lebih dari 1.400 anak. Bahkan, Alit kini memiliki delapan kantor cabang di delapan kabupaten/kota di tiga provinsi di Indonesia.
Program-programnya telah diakses dan dirasakan manfaatnya oleh banyak masyarakat di Indonesia.
"Program-program kami telah diakses oleh banyak masyarakat di seluruh Indonesia. Bahkan sejumlah lembaga donor dan lembaga internasional turut mengakses beberapa modul yang kami ciptakan," ujar Yuliati dikutip dari laman Universitas Airlangga.
Salah satu program terbaru yang digagas adalah Dewa Dewi Rama Daya yang merupakan singkatan dari desa wisata agro desa wisata industri ramah anak dan berkebudayaan. Program tersebut menggaungkan bahwa industri pariwisata harus tetap ramah anak.
Yuliati Umrah. (Foto: instagram/yuliati_umrah)
Kerja keras dan dedikasinya ini tak hanya dirasakan oleh anak-anak yang menerima manfaat, tetapi juga diakui oleh berbagai pihak. Alhasil, Yuliati telah memiliki sederet penghargaan dan pengakuan.
Beberapa di antaranya adalah mendapatkan gelar Entrepreneur of the Year oleh Enst & Young (2021), dipilih oleh Pemerintah Amerika Serikat sebagai salah satu anggota ILVP (International Visitor Leadership Program), dan menjadi salah satu dari dua alumni Indonesia terbaik IVLP (2020).
"Pemerintah Amerika Serikat memilih Kedutaan dan Kontrol Konsulat memilih tokoh-tokoh yang dianggap sebagai pemimpin atau pemimpin alternatif di komunitas maupun institusi pemerintah. Saya mengikuti program ini (IVLP, Red) di tahun 2016 bulan Februari sampai April," jelasnya.
Lebih hebatnya lagi, Yuliati juga menyumbangkan dua pasal dalam perumusan International Child Protection Law yang diinisiasi oleh John Hopkins University, Amerika Serikat pada tahun 2005 dan 2010. Dua pasal tersebut berfokus pada perlindungan anak-anak dari pekerja-pekerja domestik. [rk]