leader

Berkenalan dengan Susanto, Penggagas Layanan Jasa Suruhan ‘Santo Suruh’ yang Viral di Media Sosial

Penulis Rahma K
May 20, 2024
Santo Suruh. (Foto: Tangkapan layar TikTok/santosuruh)
Santo Suruh. (Foto: Tangkapan layar TikTok/santosuruh)

ThePhrase.id – Tengah ramai dibacarakan dan viral di media sosial nama 'Santo Suruh', sebuah bisnis pelayanan jasa yang dilakukan oleh sosok bernama Susanto. Bisnis tersebut menawarkan pelayanan jasa yang unik.

Layanan jasa yang ditawarkan adalah mengerjakan pekerjaan apapun selama halal dan tidak merugikan orang lain. Susanto sebagai penggagas bisnis layanan ini memiliki tagline 'Kalau mau punya duit harus mau disuruh'.

Berbeda dengan berbagai layanan jasa perusahaan-perusahaan besar maupun startup yang  dapat digunakan dengan mudah melalui aplikasi, jasa layanan Santo masih manual. Ia menamakan usahanya sebagai 'layanan jasa suruhan manual'.

Meskipun masih manual dengan menggunakan WhatsApp untuk menggunakan jasanya, layanan yang ditawarkan Santo lebih beragam karena tidak terbatas pada beberapa 'suruhan' saja seperti aplikasi-aplikasi layanan on-demand yang populer.

Hal ini dibuktikan dengan segudang suruhan unik yang didapatkan dan dikerjakan oleh Santo. Mulai dari yang normal seperti mengantar jemput, membelikan makanan, membersihkan teras rumah, mencuci piring, hingga cukup membuat melongo seperti menjadi mata-mata, memetik kelapa, menemani orang curhat, memotong kuku burung, mengubur landak, dan masih banyak lagi.

Jasa layanan Santo Suruh pada awalnya lahir ketika ia masih berprofesi sebagai tukang galon. Sebagai tukang galon yang bekerja untuk orang lain, ia mendapatkan komisi sebesar Rp500 untuk satu galon yang diantarnya.

Ketika mengantar galon, ia pernah mendapatkan titipan suruhan lain seperti membelikan makanan. Dari situ ia berpikir untuk membuka jasa suruhan, utamanya bagi orang-orang yang tinggal di komplek tempatnya bekerja sebagai tukang galon tersebut, yakni di Jatimakmur, Pondokgede, Bekasi.

Tak disangka, ternyata banyak yang berminat untuk menggunakan jasa Santo. Ia mendapatkan pelanggan berkat relasinya sebagai tukang galon yang sering berhubungan dengan berbagai orang. Dari situ juga ia memutuskan untuk menamakan usahanya sebagai Santo Suruh karena sering disuruh-suruh.

Setelah usahanya makin berkembang, Santo mantap untuk keluar dari pekerjaan tukang galon dan menekuni pekerjaan jasa suruh yang ia rintis. Perlahan ia membangun kepercayaan orang-orang agar dapat kembali menggunakan jasanya dan merekomendasikan ke orang lain.

Terkait tarifnya, ia tak memiliki patokan harga tetap. Harga yang diberikan disebut relatif, tergantung tingkat kesusahan pekerjaan yang diminta, hingga jarak tempat yang dituju. 

Seperti misalnya untuk suruhan membelikan barang, ia tak menaikkan harga barang, tetapi hanya menambahkan harga jasa antar tergantung jaraknya. Tetapi jika untuk pekerjaan berat seperti membersihkan seluruh rumah, ia dapat mematok harga yang cukup tinggi.

Karena semakin banyak WhatsApp yang masuk padanya untuk meminta melakukan berbagai pekerjaan, Santo mulai kewalahan. Ia pun berinovasi untuk mengajak orang-orang yang ia kenal untuk melakukan jasa sepertinya di bawah Santo Suruh.

Kini Santo telah memiliki 50 karyawan yang disebut sebagai mitra di bawah Santo Suruh. Uniknya, ia tak mengambil komisi sama sekali dari para mitranya.

"Mungkin kalo saya nyebutnya mitra ya. Saya sih gak pernah ngambil komisi sama sekali. Yang penting dia mau kerja, saya sudah senang. Sebenarnya ada saja yang mau kasih komisi, tapi saya bilang gak usah. Biar semangat terbangun, saya tidak ambil potongan sama sekali," ucap pemuda kelahiran 1994 tersebut, dikutip dari mojok.co.

Memang, Santo memiliki cita-cita untuk membuka lowongan pekerjaan sebanyak mungkin. Maka dari itu, ia mengajak orang-orang untuk bekerja di Santo Suruh, tetapi tidak memungut komisi. Dengan ini, ia ingin memotivasi para generasi muda yang lebih banyak luntang-lantung, tetapi memiliki gengsi yang tinggi untuk bekerja apa saja sepertinya asalkan halal.

"Ayolah anak muda, daripada bingung, bengong, gak ada pemasukan, sebenarnya kerja itu ada banyak asal kita jujur dan gak gengsi," ungkapnya.

Meskipun Santo menerima dan mengajak teman-temannya untuk bekerja di bawah Santo Suruh, ia tetap melakukan quality control terhadap kinerja para mitranya dengan tujuan menjaga nama baik jasanya agar terus dipercaya oleh orang-orang.

Tetapi, jika ada orang lain yang ingin melakukan jasa yang sama sepertinya, di luar Santo Suruh, ia tak merasa keberatan. Justru, ia mengatakan bahwa dirinya senang jika ada orang lain yang menggunakan idenya, yakni jasa suruh karena berarti bermanfaat.

"Semisal ide saya diambil, dipake orang, saya malah senang karena jadi bermanfaat. Saya soalnya juga pernah merasakan tak memiliki uang, sementara anak istri butuh (uang)," tuturnya. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic