ThePhrase.id – Bintang Emon adalah salah komika pemberani yang jadi idola anak muda. Ia mewarnai industri hiburan sebagai seorang pelawak, aktor, dan selebriti internet kelahiran Jakarta. Ia dikenal akan keberaniannya mengkritisi kebijakan pemerintah dan isu-isu yang sedang hangat.
Pria yang bernama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini mulai dikenal publik ketika menjuarai Stand Up Comedy Academy (SUCA) musim ketiga yang tayang di Indosiar pada tahun 2017. Sebelumnya, ia telah tergabung pada komunitas Stand Up Indo Bandung sejak tahun 2014.
Setelah meraih perhatian publik, Bintang makin aktif sebagai komika dan melebarkan sayapnya pada dunia akting. Ia menunjukkan kemampuan beraktingnya pada beberapa film yang tenar di kalangan anak muda dan memulainya dengan peran-peran pendukung.
Bintang Emon. (Foto: Instagram/bintangemon)
Beberapa film yang dibintanginya adalah Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018) sebagai Somat, Orang Kaya Baru (2019) sebagai Ardi, Dua Garis Biru (2019) sebagai sopir ojek online, dan Geez & Ann (2021) sebagai stand-up komedian.
Selain film, Bintang juga mencicipi akting pada serial web dan sinetron yang banyak digemari anak muda. Beberapa di antaranya adalah Cek Toko Sebelah: the Series Season 2 (2019), Cek Toko Sebelah: Babak Baru (2020), Imperfect the Series (2021), dan sinetron Detektif Cinta (2019) sebagai bintang tamu.
Karena namanya makin melambung, ia juga kerap menjadi bintang iklan seperti Kopi ABC (2020), Better Bites Pack (2021), Better Sandwich Biskuit (2021), dan Nu Green Tea (2021).
Iklan-iklan tersebut belum termasuk berbagai endorse yang ia dapatkan dan diunggah di Instagram pribadinya. Ini karena setelah ketenarannya, Bintang juga aktif di dunia maya sebagai selebriti internet. Bukan hanya mengunggah dan mengiklankan barang-barang endorsean, ia juga secara aktif mengunggah konten kritikan terhadap isu terkini.
Bintang Emon. (Foto: Instagram/bintangemon)
Salah satu kontennya yang terkenal dan menjadi perbincangan di jagat maya adalah segmen Dewan Perwakilan Omel-Omel (DPO) yang berbentuk video pendek. Durasinya satu hingga tiga menit dan berisi keluh kesah, omelan, keresahan, dan imbauan terkait isu-isu hangat Tanah Air yang sedang ramai diperbincangkan.
Video-video tersebut dijabarkan menjadi beberapa episode, yakni episode satu hingga 26. Bintang memulainya sejak Desember 2019 hingga April 2021. Ia mengunggahnya di akun Instagram pribadinya dan beberapa di kanal Youtube pribadinya.
Berkat segmen DPO ini, Bintang yang sebelumnya memiliki followers atau pengikut sekitar 500.000 kini memiliki jutaan followers. Pengikut pada akun Instagramnya kini berjumlah 4,8 juta dan subscribers Youtubenya mencapai 350 ribu.
Beberapa isu yang ia kritik dan menuai banyak perhatian adalah terkait ketidakadilan kasus penyiraman air keras terhadap eks ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, terkait Ketua Umum PSSI yang datang dari kalangan polisi, hingga yang terbaru adalah terkait Rancangan KUHP penghinaan pemerintah.
Bintang Emon. (Foto: Instagram/bintangemon)
Segala kritikan dan pendapat yang ia utarakan dikemas secara jenaka dengan komedi sehingga lebih ‘ngena’ dan dapat dicerna oleh masyarakat tetapi menusuk pada pihak yang dikritik.
Pribadinya yang pemberani ini mendapat respon positif tak hanya dari warganet, tetapi juga berbagai public figure lainnya yang menyemangati dan memujinya. Tak jarang juga warganet dan public figure yang melontarkan candaan pada kolom komentar Bintang seperti ‘hati-hati tang..’ karena keberaniannya dalam menyuarakan kritik.
Kepiawaian pria kelahiran 5 Mei 1996 dalam membuat konten video ia akui dari komunitas komedi yang pernah ia ikuti dan juga pesantren. Yap, Bintang Emon pernah menempuh pendidikan di salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur.
Bintang Emon. (Foto: Instagram/bintangemon)
"Mungkin sedikit ada di pesantren, sebagian dari komuntias komedi. Saya belajar public speaking, belajar menulis," ujar Bintang pada Webinar Siberkreasi, dilansir dari Kompas.
Ernest Prakasa, seorang komika senior, presenter, sutradara, sekaligus produser pada laman Twitter pribadinya mengatakan dirinya menghormati Bintang Emon karena keberaniannya dalam bersuara.
"Bintang Emon padahal ga usah kritis pun bisa idup tenang. Tapi dia memilih untuk tetap lantang. Rispek," tulis Ernest.
"Kenyamanan sering kali jadi musuh bagi seniman. Pembunuh kekritisan. Padahal seniman sejatinya adalah 'voice of reason'. Pembawa aspirasi dan keresahan masyarakat," sambung Ernest. [rk]