ThePhrase.id – Empat penyelenggaraan MotoGP Indonesia di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu melahirkan pemenang yang berbeda. Di tahun 2025 ini, pembalap BK8 Gresini Racing asal Spanyol, Fermin Aldeguer berhasil merebut podium tertinggi.
Kemenangan brilian ini menjadi kemenangan perdana sepanjang kariernya di MotoGP. Bahkan, Fermin juga mencatatkan sejarah baru sebagai pembalap termuda kedua sepanjang sejarah yang memenangkan seri grand prix kelas MotoGP setelah Marc Marquez. Pasalnya, ketika meraih kemenangan pada Minggu (5/10) lalu, Fermin baru berusia 20 tahun.
Sementara itu, posisi kedua berhasil direbut rider Red Bull KTM Pedro Acosta dan Alex Marquez dari BK8 Gresini Racing di posisi ketiga. Sedangkan sang juara dunia MotoGP 2025 Marc Marquez terjatuh setelah terlibat insiden dengan Marco Bezzecchi.
Tak tergoyahkan dengan berbagai insiden di sirkuit, Fermin terus melaju melampaui sederet pembalap seniornya hingga dominan memimpin balapan sejak lap 8. Setelah berada di posisi terdepan, Fermin perlahan melebarkan jarak.
Di lintasan yang bersuhu tinggi dengan ritme balap yang stabil, ia akhirnya mencapai garis finis setelah 41 menit 7,651 detik. Kemenangan ini bukan hanya merupakan titik balik dari kariernya, tetapi juga menjadi pintu lebih banyak masyarakat dunia untuk mengenalinya sebagai seorang pembalap tangguh. Yuk kenalan lebih dekat dengan sosoknya!
Pemilik nama lengkap Fermín Aldeguer Mengual ini lahir di El Palmar, Murcia, Spanyol pada 5 April 2005. Sejak kecil, ia telah akrab dengan dunia balap dan mulai menunggangi motor mini di usia 6 tahun.
Tanpa disangka, Fermin kecil menunjukkan bakat yang luar biasa. Pada usia 9 tahun, ia telah menjuarai Levante MiniGP 110 Cup, sebelum melanjutkan dominasinya di kategori MiniGP 140 dan MaxiGP 220 XL.
Kariernya terus menanjak ketika pada 2017 ia menjuarai kategori PreMoto4 di ajang Cuna de Campeones, salah satu jalur pembinaan pembalap muda paling bergengsi di Spanyol. Satu tahun kemudian, Fermin mulai berkompetisi di European Talent Cup, di mana ia mengasah kemampuan bersaing di lintasan internasional.
Dari situ, langkahnya kian mantap menuju CEV Moto2 European Championship, dan puncaknya datang pada musim 2021 ketika ia keluar sebagai juara Eropa. Musim yang sama juga menjadi debutnya di kejuaraan dunia lewat kelas MotoE bersama Aspar Team. Namun sinarnya semakin terang setelah bergabung dengan tim Speed Up di Moto2.
Di sana, Fermin menunjukkan kematangan balap luar biasa di usia muda. Ia menutup musim 2023 dengan performa gemilang, yakni menang empat seri beruntun di penghujung tahun dan finis di posisi ketiga klasemen dunia.
Pencapaian tersebut menarik perhatian Ducati, yang kemudian merekrutnya untuk menjadi pembalap di kelas utama bersama BK8 Gresini Racing mulai musim 2025. Mengendarai Ducati Desmosedici GP24, Aldeguer tampil sebagai salah satu rookie paling menjanjikan.
Sebelum mencatat kemenangan di Mandalika, ia telah meraih podium pertamanya di Grand Prix Prancis (Le Mans) dengan finis ketiga. Setelah itu, ia juga meraih podium keduanya di Austria (Red Bull Ring) pada posisi kedua.
Dengan tinggi badan 181 cm dan berat 69 kg, Aldeguer dikenal memiliki gaya balap agresif namun terkontrol. Ia piawai memanfaatkan keunggulan Ducati di tikungan cepat dan mampu menjaga ritme balapan dalam jarak panjang. Catatan waktu tercepatnya di Mandalika, 1:30,499 pada lap ke-9, menunjukkan kecepatan dan konsistensinya di atas lintasan.
Kini, kemenangan perdananya di MotoGP menegaskan bahwa Fermin Aldeguer memiliki talenta yang gemilang. Dengan usia yang masih sangat muda, adaptasi cepat, dan dukungan tim kompetitif, kariernya di kelas utama diyakini baru saja dimulai. Banyak pihak menilai, jika terus menjaga performa dan mentalitasnya, nama Fermin Aldeguer bisa jadi salah satu yang akan mendominasi MotoGP di masa mendatang. [rk]