Cetak Sejarah di Olimpiade Paris 2024, Ini Profil Atlet Panahan Diananda Choirunisa

ThePhrase.id – Meskipun langkahnya harus terhenti di perempat final dan belum berhasil membawa pulang medali pada gelaran Olimpiade Paris 2024, atlet panahan Diananda Choirunisa telah mencetak sejarah baru bagi dunia olahraga Indonesia di Olimpiade.

Untuk pertama kalinya, atlet panahan putri Indonesia lolos ke perempat final Olimpiade sejak format single elimination diberlakukan. 

Keberhasilan Diananda diawali pada babak 1/32 eliminasi ketika ia mengalahkan wakil dari Belanda, Laura van der Winkel dengan skor 7-1. Selanjutnya, atlet yang akrab dengan panggilan Anis tersebut bertarung di babak 1/16 dan mengalahkan wakil dari Amerika Serikat, Catalina Gnoriega dengan skor 6-5.

Kemenangan kedua ini mengantar Anis ke babak 1/8 dan melawan wakil dari India, Bhajan Kaur. Meskipun lagi-lagi menang dengan skor tipis, yakni 6-5, Anis melaju ke babak quaterfinal untuk bertarung dengan wakil Prancis, Lisa Barbelin.

Sayangnya, langkah Diananda harus terhenti dengan skor yang sama, yakni 5-6, tetapi kali ini ia memperoleh skor 5. Walaupun belum berkesempatan melaju ke babak semifinal, tetapi Anis telah mecetak sejarah baru yang membanggakan.

Profil Diananda Choirunisa

Diananda Choirunisa adalah salah satu atlet panahan putri kebanggaan Indonesia. Ia telah memiliki segudang prestasi di kancah nasional dan global dengan membawa nama Indonesia, seperti Olimpiade Paris 2024 yang baru saja dilakoninya.

Namun, ini bukanlah kali pertama sang atlet mengikuti ajang Olimpiade. Sebelumnya, ia juga turun sebagai salah satu wakil panahan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, lebih tepatnya pada nomor tunggal putri dan ganda campuran.

Pada Olimpiade pertamanya di Tokyo, Jepang tersebut, ia menempati ranking 33 pada nomor tunggal putri, dan peringkat 7 pada nomor ganda campuran. Dengan ini, berarti Anis melampaui rekor pribadinya di Olimpiade Paris 2024 dengan maju hingga babak perempat final.

Kemampuannya dalam memanah hingga dapat bertanding di turnamen olahraga terbesar di dunia ini tak didapatkan oleh Anis dalam sekejap. Diketahui, ia telah menyukai dan belajar olahraga memanah sejak belia.

Lebih tepatnya sejak usia tujuh tahun ia telah mulai berlatih memanah. Ia mengaku pada awalnya ia diajak sang ibu yang juga merupakan atlet panahan. Tetapi dari situ, ia mulai mengenal cabang olahraga ini dan menyukainya.

Ia kemudian debut di turnamen panahan ketika berusia 10 tahun. Mulanya, ia melakukan olahraga ini untuk bersenang-senang. Tetapi ketika melihat lawannya menjadi juara, muncul keinginan dalam dirinya untuk turut menjadi juara.

Atlet yang pernah mengenyam pendidikan di Program Studi Psikologi Universitas Airlangga (Unair) 2015 tersebut pertama kali menjadi wakil Indonesia di ajang internasional pada tahun 2013. Sejak saat itu, ia mulai mencetak prestasi-prestasi gemilang.

Beberapa prestasinya antara lain meraih satu medali perunggu, tiga medali perak, dan tiga medali emas di SEA Games 2013 Naypyidaw, 2015 Singapura, 2017 Kuala Lumpur, dan 2019 Filipina.

Ia juga meraih medali perak di Islamic Solidarity Games 2013, medali perak di Asian Games 2018, medali perunggu di Asian Games 2022, medali perunggu dan perak di Asia Cup 2018, medali perunggu di Archery World Cup 2018, dan masih banyak lagi. [rk]